Kantor-kantor Terapkan Work From Home, Konsumsi Listrik Jakarta Turun 13 Persen

16 Maret 2020 18:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana gedung perkantoran di jalan Sudirman, Jakarta. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana gedung perkantoran di jalan Sudirman, Jakarta. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejumlah perusahaan swasta dan instansi pemerintah mulai lakukan WFH atau work from home pada Senin (16/3). Langkah serupa juga dilakukan sekolah dan kampus yang menghentikan kegiatan belajar tatap muka, menggantinya dengan e-learning. Tujuannya supaya penyebaran virus corona dapat ditekan.
ADVERTISEMENT
Banyaknya kantor dan sekolah yang ditutup, serta pusat-pusat belanja yang lebih sepi karena masyarakat memilih di rumah, membuat konsumsi listrik di Jakarta turun hingga 13,46 persen.
Menurut data PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya, beban puncak pada Senin (16/3) hanya 4.500 Megawatt (MW). Sedangkan normalnya pada hari kerja, beban puncak mencapai 5.200 MW.
"Beban puncak Jakarta kalau kondisi normal 5200 MW, beban puncak siang 16 Maret 2020 4500 MW," kata General Manager PLN UID Jakarta Raya, Ikhsan Asaad, kepada kumparan, Senin (16/3).
General Manajer PLN UID Jakarta Raya Ikhsan Asaad. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Ia menuturkan, konsumsi listrik rumah tangga naik karena masyarakat bekerja dan belajar dari rumah. Tapi secara umum penjualan listrik PLN turun karena pusat perbelanjaan, kantor, hingga pabrik mengurangi aktivitas.
ADVERTISEMENT
"Pelanggan bisnis dan industri banyak yang menurunkan beban/konsumsi listrik," tutur Ikhsan.
Sementara, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa konsumsi listrik rumah tangga di Jakarta dan sekitarnya akan naik 15 hingga 20 persen pada Maret 2020 karena pemberlakuan kerja dan belajar dari rumah.
Peningkatan itu terutama dari penggunaan Air Conditioner (AC). Banyak yang terbiasa bekerja dengan udara sejuk dari AC, ketika kerja di rumah pun memakai AC. Selain itu pemakaian internet, komputer, dan lampu juga akan membuat tagihan listrik pelanggan rumah tangga naik. Tapi tidak signifikan karena internet hingga lampu hanya membutuhkan sedikit daya listrik.
Namun, konsumsi listrik perkantoran jadi seperti akhir pekan. Sedangkan konsumsi listrik pelanggan industri bisa jadi seperti saat Lebaran. Menurun signifikan karena pengurangan aktivitas untuk meminimalkan penyebaran virus corona.
ADVERTISEMENT
"Bisa jadi di Jabodetabek pertumbuhan konsumsi listriknya negatif pada Maret 2020 ini," tutupnya.