Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Kapal Tol Laut KM Kendhaga Nusantara I akan mengangkut 1.000 ton beras dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya menuju ke Pelabuhan Tahuna, Kabupaten Tahuna, Sulawesi Utara pada tanggal 10 April 2019 mendatang. Tahuna merupakan pulau terluar Indonesia yang berbatasan dengan Filipina.
ADVERTISEMENT
Adapun beras tersebut nantinya untuk menambah stok pangan di daerah Terpencil, Tertinggal, Terdepan, dan Perbatasan (T3P).
Demikian disampaikan oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Capt. Wisnu Handoko, Jumat (5/4).
"Saat ini sudah dilakukan proses loading barang di Surabaya dengan menggunakan 50 kontainer dengan berat masing-masing 20 TEUs dan akan diberangkatkan tanggal 10 April 2019 ke Tahuna yang selanjutnya akan didistribusikan ke pulau-pulau sekitarnya dengan KM. Kendhaga Nusantara I setiba di Bitung," jelas Capt. Wisnu dalam keterangan tertulisnya.
Menurutnya, pengangkutan tidak langsung ke Tahuna, tetapi kontainer akan dipindahkan di Bitung yang saat ini menjadi pelabuhan penghubung. Kemudian, barang akan diangkut dengan kapal Tol Laut KM Kendhaga Nusantara I dengan rute Bitung-Tagulandang-Tahuna-Melanguane-Miangas-Bitung.
Adapun pengangkutan ini merupakan hasil sinergi antara PT Pelni (Persero) sebagai BUMN jasa pelayaran nasional dan Perum Bulog sebagai BUMN penyedia kebutuhan pangan.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Pelni sendiri sudah melayani Tol Laut dengan rute Tanjung Perak-Makassar-Bitung-Tidore-Morotai-Buli-Maba-Gebe-Tidore-Tanjung Perak dengan kapal KM Logistik Nusantara 2 dan kapal KM Logistik Nusantara 3 untuk mengangkut barang-barang kebutuhan pokok dan barang penting.
Sebagai informasi, pemerintah terus mengembangkan konsep Tol Laut yang terintegrasi dan terkoneksi end-to-end yang menghubungkan antar wilayah di Indonesia serta dapat menjangkau wilayah T3P (Tertinggal, Terpencil, Terdepan, dan Perbatasan).
Untuk keberhasilan konsep tersebut, Kemenhub melakukan terobosan dengan inovasi media pengangkutan berupa mini kontainer (MiniCont).
Adapun untuk di Surabaya, konsep Tol Laut sendiri dimulai dengan kapal utama dari Pelabuhan Tanjung Perak, dengan kapasitas muatan kontainer sampai dengan 300 TEUs, berangkat menuju pelabuhan penghubung seperti Batam, Bitung atau Tahuna, Kupang, Saumlaki, dan Biak.
ADVERTISEMENT
Setelah tiba di pelabuhan penghubung, muatan kemudian dipindah ke kapal feeder (KM Kendhaga Nusantara I) dengan kapasitas 100 TEUs menuju ke pelabuhan pengumpan regional.
Selanjutnya muatan maksimal 20 boks diangkut ke kapal perintis (KM Sabuk Nusantara) menuju pelabuhan pengumpan lokal. Kapal perintis merupakan kapal kecil dengan bobot 2.000 GT, sehingga sangat cocok dengan karakteristik MiniCont yang berukuran sekitar 7 feet.
Dan kemudian MiniCont diangkut oleh kapal LCT 50 GT dan kapal Pelayaran Rakyat (Pelra) 35 GT untuk dikirim ke pulau-pulau terpencil seperti wilayah Miangas Kakorotan, Sanana, Bovendigul, Membramo, dan lain-lain.
Keberhasilan konektivitas end-to-end program Tol Laut selain didukung oleh angkutan laut perintis dan Pelra, juga perlu didukung oleh angkutan udara perintis, angkutan penyeberangan perintis, dan angkutan jalan raya kargo perintis.
ADVERTISEMENT