Karpet Impor di Pasar Gembrong Lebih Laris karena Harganya Murah

Penjual Karpet di Jalan Basuki Rahmat, Jaktim (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)

Puluhan lapak sederhana di Pasar Gembrong menawarkan berbagai macam jenis karpet permadani. Mulai dari karpet permadani buatan Bandung hingga ada juga karpet permadani yang diimpor dari berbagai negara. Sebut saja dari Belgia, Turki, Prancis, Iran hingga Hawaii.

Namun faktanya di lapangan, para pembeli justru kepincut karpet permadani impor dibandingkan produk buatan lokal, yaitu dari Bandung. Salah satu pertimbangan mereka adalah harga dan kualitas.

"Ini ada dari Belgia, Persia, dan yang paling mahal dari Turki. Biasanya paling banyak yang nyari itu karpet impor karena lebih murah dan lembut," ungkap Aris, pemilik kios Joang Karpet kepada kumparan (kumparan.com), Selasa (4/7).

Aris mengatakan harga jual karpet permadani di lapaknya bervariasi. Untuk harga yang paling mahal Aris membanderol dengan harga Rp 3 juta. Itu adalah karpet permadani yang berasal dari Turki dengan ukuran 2 x 3 meter.

Penjual Karpet di Jalan Basuki Rahmat, Jaktim (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)

Sedangkan untuk karpet dari Persia atau Iran, Aris membanderol harga Rp 500 ribu dengan ukuran 170 x 166 cm. Lalu ada juga karpet permadani buatan Belgia yang dijual dengan harga Rp 250 ribu dengan ukuran 160 x 21 cm.

Sementara untuk buatan lokal, yaitu dari Bandung, Aris mengaku menjualnya di kisaran harga Rp 150-350 ribu dengan ukuran 85 x 150 cm. Biasanya kualitas karpet permadani buatan Bandung memiliki tekstur agak kasar dibandingkan produk impor.

"Biasanya yang paling mahal itu Turki. Kalau yang asli bisa sampai puluhan juta tapi kita enggak jual. Kalau ada yang pesan baru kita datangin. Kalau yang murah itu dari Belgia karena bulunya kasar dan bahannya tipis," jelasnya.

Tak hanya Aris, pedagang karpet lainnya Romi Saputra (32) juga menyediakan produk karpet permadani impor buatan Paris dengan motif kotak-kotak dengan ukuran 205 X 155 cm yang di jual dengan harga Rp 1,7 juta.

"Ya kalau mereka (pembeli) nyarinya yang murah, rata-rata belinya sekitar Rp 200-300 ribu saja," katanya.