Kasus Wabah PMK Hewan Ternak Mulai Turun

11 November 2022 19:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof. Wiku Adisasmito. Foto: Dok. BNPB
zoom-in-whitePerbesar
Prof. Wiku Adisasmito. Foto: Dok. BNPB
ADVERTISEMENT
Satuan Tugas Penanganan Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (Satgas PMK) melaporkan kasus penularan wabah ini sudah mulai menurun. Hingga per 10 November 2022, daerah yang tertular PMK ada 26 provinsi dan 307 kabupaten/kota.
ADVERTISEMENT
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan PMK Wiku Adisasmito mengatakan hingga kemarin, 9 provinsi dan 149 kabupaten/kota juga sudah tidak ada laporan kasus wabah PMK.
"Tren kemunculan kasus baru semakin menurun dengan sisa kasus aktif 52.876 dari 573.988 kasus," kata Wiku dalam konferensi pers di Sekretariat Presiden, Jumat (11/11).
Namun jika berkaca kembali pada awal kemunculan PMK, hanya dalam jangka 3 bulan sejak laporan awal PMK, jumlah provinsi tertular signifikan dengan puncak kasus aktif pada minggu terakhir Juli 2022.
Petugas pusat kesehatan hewan (Puskeswan) menyiapkan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) sebelum disuntikkan ke hewan ternak sapi di kawasan Jalan Bangaris, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Rabu (29/6/2022). Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO
Untuk menghadapi situasi itu, kata Wiku, seluruh pihak mulai pemerintah, nonpemerintah, dan masyarakat menerapkan lima strategi utama yaitu vaksinasi, testing, pengobatan, bio security, dan potong bersyarat pada hewan.
ADVERTISEMENT
Dengan penerapan strategi itu, menurut Wiku, penambahan kasus aktif mulai turun dengan penambahan kasus aktif per 10 November 2022 mencapai 622 kasus. Terjadinya penurunan kasus aktif diperkuat dengan penerbitan aturan PMK mulai dari surat edaran pemda, instruksi Mendagri, dan Keputusan Menteri Pertanian.
"Walaupun tren kasus turun, saya imbau agar kewaspadaan penyebaran penyakit dan upaya penanganan PMK nggak kendur. Sebab ada daerah hijau tak tertular PMK dan perlu kita lindungi bersama," ujarnya.