Kata DJKA Kemenhub soal China Tikung Jepang Ekspor KRL ke Indonesia

7 Februari 2024 15:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi KRL. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi KRL. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Risal Wasal buka suara terkait keputusan impor KRL dari China, berubah dari rencana sebelumnya dari Jepang.
ADVERTISEMENT
Risal mengatakan, keputusan impor KRL tersebut merupakan kewenangan operator yaitu PT Kereta Commuter Indonesia (KCI). Dia mengaku belum mendapat informasi terkait hal itu.
"Saya belum dapat info mengenai itu. Memang kewenangan untuk pengadaan sarana ada di operator," ungkapnya saat ditemui di kantor Kemenko Marves, Rabu (7/2).
Di sisi lain, Risal mengatakan komunikasi antara DJKA dengan operator adalah terkait penentuan spesifikasi dan standar impor KRL agar sesuai dengan prasarana yang dibangun oleh pemerintah.
"Komunikasi lah. Artinya proses itu. Kita ngasih standarnya pak, standar kereta api, dia boleh milih dari manapun," pungkas dia.
Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Risal Wasal, usai acara Jumpa Pers Akhir Tahun Kementerian Perhubungan di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta pada Rabu (20/12/2023). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Sebelumnya, beredar kabar bahwa ada dugaan China Development Bank (CDB) mengancam akan menahan pinjaman untuk proyek Whoosh jika Indonesia mengimpor KRL bekas dari Jepang.
ADVERTISEMENT
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter memutuskan impor 3 rangkaian kereta KRL dari perusahaan asal China, CRRC Sifang Co. Perusahaan tersebut merupakan produsen Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh.
Pasalnya, proposal pertama pengadaan KRL yang diterima oleh KCI adalah dari J-TREC (produsen KRL Jepang yang seluruh sahamnya dimiliki JR-East) pada Oktober 2023 lalu.
Namun, produsen tersebut menyampaikan adanya perubahan rekomendasi teknis dan pembiayaan yang diajukan dari proposal sebelumnya alias menjadi lebih mahal.
Penumpang menunggu KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
"Tidak ada hubungannya, pure tidak ada hubungannya. Pengadaannya, prosesnya, benar-benar pengadaan. tidak ada pengaruh dari siapa pun," tegas VP Corporate Secretary KCI, Anne Purba, saat konferensi pers Selasa (6/2).
Adapun KCI sempat berkomunikasi dengan J-TREC Jepang dan 2 perusahaan dari Korea Selatan yaitu Woojin dan Dawonsys sebelum akhirnya memutuskan bekerja sama dengan CRRC.
ADVERTISEMENT
KCI sempat membeberkan alasan pemilihan CRRC Sifang dari 3 produsen lain yakni salah satunya karena memenuhi persyaratan dan harga yang lebih murah atau kompetitif. Total investasi pengadaan tersebut sekitar Rp 783 miliar.
Setelah menerima proposal dari keempat pihak tersebut, KCI menilai CCRC Sifang dapat memenuhi spesifikasi teknis dan time delivery yang sesuai dengan persyaratan dan harga yang kompetitif dibandingkan produk lainnya.