news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kata Luhut RI Butuh 100 Ribu Ahli Teknologi Agar Tak Andalkan TKA

21 November 2021 10:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luhut Binsar Pandjaitan meninjau pabrik Wuling di Karawang. Foto: dok. WulingMotors
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luhut Binsar Pandjaitan meninjau pabrik Wuling di Karawang. Foto: dok. WulingMotors
ADVERTISEMENT
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bicara soal masih dibutuhkannya tenaga kerja asing (TKA). Terutama dalam rangka memenuhi SDM di sektor industri pengolahan.
ADVERTISEMENT
Indonesia hingga saat ini masih memerlukan TKA lantaran belum banyaknya tenaga kerja lokal yang memenuhi kualifikasi. Menurut Luhut, saat ini memang TKA masih diandalkan untuk pengoperasian mesin-mesin.
Kendati begitu, dia menegaskan bahwa porsinya sangat kecil, atau kurang dari 10 persen dari total tenaga kerja yang ada saat ini.
Dalam acara Dies Natalies ke-62 Fakultas Geologi Universitas Padjadjaran, Luhut bicara bagaimana agar Indonesia bisa terlepas dari ketergantungan tersebut. Transfer pengetahuan dan teknologi merupakan sebuah keniscayaan yang mesti dilakukan.
Misalnya dalam upaya Indonesia untuk mulai melirik industri mobil listrik. Purnawirawan Jenderal TNI menilai diperlukan ahli teknologi yang juga memahami isu lingkungan, supaya target pengurangan emisi gas rumah kaca bisa terlaksana.
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menkes Budi Gunadi Sadikin saat mengunjungi pabrik Wuling di Karawang, Jawa Barat, Kamis (30/9/2021). Foto: Kemenko Kemaritiman dan Investasi/HO ANTARA
"Jelas bahwa diperlukan ahli teknologi yang tidak hanya paham mengenai sumber daya mineral Indonesia, namun juga memahami isu lingkungan dan arah pengembangan ke depan," kata Luhut sebagaimana dikutip dari keterangan resmi Kemenko Maritim dan Investasi, Minggu (21/11).
ADVERTISEMENT
Luhut mengatakan, dengan target industrialisasi, Indonesia dia perkirakan kekurangan setidaknya 100 ribu sarjana teknik yang siap dipakai oleh industri.
"Saya harap forum ini bisa melahirkan banyak ahli teknologi yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut," pungkas Luhut.