Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Kata Pengusaha Pakan Ternak Soal Usulan Impor Jagung 1 Juta Ton
24 Juni 2021 15:05 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:12 WIB
ADVERTISEMENT
Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) mencatat tingginya harga jagung dalam negeri yang mencapai Rp 5.800 per kilogram (kg). Padahal harga normal untuk keberlangsungan hidup industri peternakan ayam sekitar Rp 4.500 - Rp 5.000 per kg.
ADVERTISEMENT
Muncul usulan impor jagung 1 juta ton dari Asosiasi Peternak Layer Nasional untuk menekan harga jagung dalam negeri. Ketua Umum GPMT Desianto Budi Utomo mengatakan impor jagung sebagai cadangan jagung dalam negeri.
"Kita anjurkan adanya cadangan jagung pemerintah. Jadi kita minta ada jagung nasional sehingga menjadi contoh internasional ketika puncak panen diserap bumn ketika harga tinggi dijual bumn," katanya kepada kumparan, Kamis (24/6).
Sebenarnya Kemendag telah menerbitkan impor gandum 300 ribu ton untuk menekan harga jagung dalam negeri. Namun peternak menilai langkah impor gandum tak mampu membendung harga jagung yang tinggi.
Desianto menegaskan dalam rantai pasok bahan baku pakan ayam ketersediaan menjadi poin paling penting. Untuk memastikan ketersediaan jagung, Bulog bisa menjadi pemasok dalam jangka menengah atau panjang.
ADVERTISEMENT
"Yang dibutuhkan peternak itu ketersediaan, udah ada barang. Bukan sebaran benih, iya kalau jadi, kalau enggak? busuk nah kepastian ini yang dibutuhkan pengusaha. Satu lagi cost struktur pakan 80 persen harga bahan pakan," tegasnya.
Desianto belum bisa memastikan berapa penurunan harga jagung setelah gandum impor tiba. Ia mencatat harga jagung saat ini mengalami kenaikan semenjak dua minggu ini menjadi Rp 5.800 per kilogram (kg).
Sementara harga jagung untuk keberlangsungan bisnis ternak ayam normalnya sekitar Rp 4.500-Rp 5.000 per kg. Desianto menyebut, dalam sebulan setidaknya mitranya membutuhkan 650 ribu - 700 ribu ton jagung.
Desianto menjelaskan penggunaan jagung sebagai bahan baku pakan mencapai 40-50 persen. Namun banyak atau tidaknya penggunaan jagung tergantung harga dan ketersediaan.
ADVERTISEMENT
"Ketika demam turun suplai meningkat 44 persen. Jadi tergantung dari ketersediaan komoditas tersebut. 2021 kita bisa mentok 40-44 persen (jagung)," katanya.