Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kawasan Industri Terpadu Batang Bakal Ditetapkan Jadi KEK
3 Oktober 2024 17:09 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani saat meresmikan 2 pabrik di KIT Batang. Rosan mengatakan, keputusan KIT Batang sebagai KEK tinggal menunggu tanda tangan Presiden Joko Widodo.
"Secara prinsip sidang dewan nasional sudah menetapkan tapi kami masih menunggu PP ditandatangani presiden. Seluruh persyaratan semua sudah, hanya yang bisa menentukan kapan presiden. Insyaallah secepatnya," ujar Rosan, Kamis (3/10).
Menurut Rosan, KIT Batang memiliki fasilitas yang lengkap sebagai KEK. Selain itu, ia menjamin kegiatan investasi di sini akan mendapat kemudahan.
"Kita sampaikan dengan adanya beberapa perusahaan yang sudah menyelesaikan pembangunannya di sini bisa membawa perhatian atau semangat perusahaan lain dalam maupun luar negeri untuk berinvestasi di Batang. Karena di sini kan fasilitas lengkap, infrastruktur lengkap, manajemennya sangat proaktif," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, ia mendorong para investor menanamkan modalnya di KIT Batang. Manfaatnya tentu saja untuk mengurangi angka pengangguran di Batang ataupun Jawa Tengah.
"Kalau ada investasi masuk terus ke batang, dalam hal ini di Jateng tentu akan menciptakan lapangan kerja baru dan yang akan mendapatkan benefitnya masyarakat di Jateng," lanjut Rosan.
Sementara itu, Direktur Utama KITB Ngurah Wirawan menambahkan hingga saat ini sudah ada 21 perusahaan yang akan mendirikan pabrik atau berinvestasi di KITB.
"Sampai hari ini ada 21 yang menandatangani PPTI. Waktu presiden peresmian Juli kemarin itu (nilai investasi) sekitar 14 triliun sekarang sekitar 16 triliun," kata Ngurah.
Untuk diketahui, kawasan KIT Batang sendiri memiliki luas sekitar 4.300 hektare. Saat ini yang baru digunakan sekitar 450 hektare dengan 6 pabrik atau perusahaan yang sudah beroperasi. Sementara 15 lainnya masih dalam proses.
ADVERTISEMENT
Pabrik yang sudah beroperasi itu antara lain pabrik pipa, pabrik kaca, pabrik sepatu, pabrik Samator Gas dan sebagainya.