Kawasan Industri Virtue Dragon: Panutan Kerja Sama Indonesia dan Tiongkok

4 Agustus 2022 12:11 WIB
·
waktu baca 11 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kawasan Industri Virtue Dragon di Provinsi Sulawesi Tenggara. Foto: Dok. Virtue Dragon
zoom-in-whitePerbesar
Kawasan Industri Virtue Dragon di Provinsi Sulawesi Tenggara. Foto: Dok. Virtue Dragon
Kehadiran Kawasan Industri Virtue Dragon tampak mendorong lebih banyak perusahaan modal Tiongkok untuk go International dan sama-sama mendapatkan kesempatan membangun Belt & Road Initiative atau BRI. Selain itu, kehadirannya juga membawa perubahan besar bagi perkembangan sosial dan ekonomi negara bersangkutan.
Ya, mencapai keuntungan dalam kerja sama antar-negara BRI merupakan fokus utama saat ini. Indonesia sebagai negara kepulauan berperan sangat penting dalam upaya bersama membangun BRI.
Di Provinsi Sulawesi Tenggara, terdapat sebuah kawasan industri modern dengan bidang usaha utama di industri nikel, yakni Kawasan Industri Virtue Dragon —yang tumbuh dan berkembang melalui kerja sama BRI. Kawasan industri itu menjadi pelopor dan panutan bagi hubungan kerja sama dagang yang erat antara Indonesia dan Tiongkok.

Belt & Road Initiative (BRI) Membentuk Industri Nikel Indonesia

Pada 2015, dua tahun setelah Belt & Road Initiative dicetuskan, peletakan batu pertama untuk proyek investasi pembangunan Kawasan Industri Virtue Dragon Indonesia yang diprakarsai Jiangsu Delong Group dilaksanakan.
Dalam waktu tujuh tahun lebih, Kawasan Industri Virtue Dragon telah membangun total empat proyek yang tersebar di Kendari dan Morowali Utara, serta mengoperasikan 55 lini produksi feronikel. Total revenue yang terakumulasi dari Kawasan Industri Virtue Dragon tercatat 7,73 miliar dolar AS (sekitar Rp 16.99 triliun) dan kontribusi pajak yang diberikan kepada Indonesia mencapai 1,12 miliar dolar AS (sekitar Rp 2.46 triliun).
Pendapatan pajak daerah di kabupaten yang menjadi lokasi Kawasan Industri Virtue Dragon pun meningkat dengan pesat. Saat ini terdapat lebih dari 30.000 pekerja lokal yang bekerja di Kawasan Industri Virtue Dragon, sekaligus menggerakkan UMKM setempat agar dapat berkembang pesat.
Menurut Direktur Utama Kawasan Industri Virtue Dragon Indonesia, Zhou Yuan, Jiangsu Delong Nickel Industry Co., Ltd bekerja sama dengan Grup First Heavy Industry asal Tiongkok untuk berinvestasi pada proyek peleburan feronikel dengan kapasitas 600.000 ton per tahun senilai 6 miliar yuan (sekitar Rp 13.18 triliun).
Perusahaan itu juga bekerja sama dengan Grup Xiamen Xiangyu dengan berinvestasi untuk proyek terintegrasi peleburan feronikel dan stainless steel dengan kapasitas 2,5 juta ton per tahun senilai 18 miliar yuan (sekitar Rp 39,56 triliun).
Kedua proyek mulai berproduksi secara komersial masing-masing pada 2017 dan 2020. Keduanya pun masuk baik dalam daftar proyek strategis nasional Indonesia maupun daftar proyek yang menjadi fokus BRI dalam membangun kerja sama Indonesia–Tiongkok. Kawasan Industri Virtue Dragon juga terdaftar sebagai Obyek Vital Nasional Indonesia.
Lebih lanjut, Zhou Yuan mengatakan, Indonesia disebut memiliki kekayaan sumber daya bahan baku bijih nikel yang sangat besar. Dahulu, bahan baku bijih nikel diekspor secara langsung, memiliki nilai tambah yang rendah, dan tingkat polusi lingkungan yang tinggi. Pembangunan kawasan industri yang dipelopori oleh Grup Jiangsu Delong ini mengolah bahan mentah bijih nikel menjadi produk feronikel dan stainless steel, menciptakan potensi pendapatan dari pajak daerah, lapangan pekerjaan dan pendapatan devisa yang besar, serta mendapatkan dukungan besar dari pemerintah Indonesia.
Pada Desember tahun lalu, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meresmikan pabrik feronikel PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) dan mengunjungi salah satu Kawasan Industri Virtue Dragon Indonesia yang berlokasi di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Zhou Yuan menyampaikan rasa terima kasih kepada Kawasan Industri Virtue Dragon yang telah membawa teknologi peleburan terdepan. Proses pengolahan bahan baku bijih nikel menjadi feronikel memberikan nilai tambah 14 kali lipat. Apabila diolah menjadi stainless steel, nilai tambahnya menjadi 19 kali lipat. Produksi dan penjualan produk terkait juga memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan pajak dan devisa Indonesia.
“Kita juga dapat melihat bahwa kawasan industri Virtue Dragon menciptakan 30.000 lebih lapangan kerja bagi masyarakat lokal. Angka ini sangatlah luar biasa. Selain membawa teknologi pengolahan dan produksi, perusahaan itu juga menciptakan banyak lapangan kerja bagi masyarakat lokal, serta mendatangkan banyak kesempatan bagi UMKM setempat, mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dan bidang usaha yang terkait,” ungkapnya.
Sementara itu, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa beberapa perusahaan Tiongkok yang berinvestasi di Indonesia termasuk Grup Delong, berhasil mewujudkan impian Indonesia dari sebelumnya hanya dapat mengekspor bahan mentah bijih nikel, hingga nilai ekspor stainless steel dapat mencapai 20,8 miliar dolar AS (sekitar Rp 4.57 triliun) pada 2021. Ini jelas lompatan besar bagi perekonomian Indonesia.
Presiden Joko Widodo saat menyampaikan sambutan. Foto: Dok Virtue Dragon
Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah kini memperhatikan kerja sama Tanah Air dengan Tiongkok dalam membangun BRI, serta memberikan kepastian penuh terhadap pembangunan dan perkembangan Kawasan Industri Virtue Dragon. Zhou Yuan menyampaikan bahwa mulai dari konstruksi hingga berproduksi, Kawasan Industri Virtue Dragon sudah menunjukkan secara nyata.
Pembangunan BRI didukung oleh negara-negara sepanjang jalur yang dilaluinya, memperdalam pertemanan antara masyarakat Tiongkok dengan negara-negara sepanjang jalur itu, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara-negara tersebut.
Dari awalnya hanya mengekspor bahan mentah nikel dan tidak punya kemampuan mengolah dan berproduksi berskala industri, hingga menjadi negara dengan produksi feronikel dan stainless steel terbesar, peningkatan industri nikel Indonesia tidak terlepas dari dorongan investasi besar dari perusahaan Tiongkok.
Perusahaan-perusahaan Tiongkok ini memberikan peluang terhadap sumber daya nikel Indonesia yang begitu kaya untuk berpartisipasi lebih dalam di rantai industri stainless steel dan energi terbarukan global.
“Produksi feronikel dan bilet stainless steel Kawasan Industri Delong tahun ini diperkirakan akan meningkat dua kali lipat. Kawasan Industri Virtue Dragon juga melakukan perencanaan terkait industri baterai mobil listrik,” kata Zhou Yuan.
Ia juga mengungkapkan bahwa kerja sama yang lebih mendalam di masa mendatang antara Indonesia dan Tiongkok dalam industri pengolahan nikel memiliki potensi yang sangat besar.

Memberdayakan Ekonomi Lokal

Pada 20 Januari 2022, kapal batch pertama yang memuat 13.677 ton feronikel hasil produksi PT Gunbuster Nickel Industry Indonesia, berlayar dari Pelabuhan Morowali Virtue Dragon, Sulawesi Tenggara, Indonesia, menuju Tiongkok. Ini merupakan batch pertama produk feronikel perusahaan tersebut setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Desember 2021.
Sekarang ini puluhan kapal besar maupun kecil bersandar di pelabuhan itu. Pemandangan yang begitu sibuk pun mulai terlihat. Crane besar memindahkan potongan-potongan feronikel dari area produksi menuju tempat berlabuhnya kapal, yang selanjutnya akan diangkut ke Tiongkok untuk diolah menjadi berbagai produk akhir stainless steel. Menurut statistik, pajak di Indonesia yang dibayarkan Kawasan Industri Virtue Dragon mencapai 3 miliar yuan (sekitar Rp 6.59 triliun).
Keberadaan sebuah kawasan industri dapat memberikan kemajuan dan perubahan yang dapat dirasakan langsung oleh sebuah daerah. Selain kondisi pelabuhan yang sibuk, sejak peletakan batu pertama pada 2015, Kawasan Industri Virtue Dragon telah membantu masyarakat setempat dengan memperbaiki dan membuat jalan umum sepanjang 15 kilometer, plus 20 jembatan.
Selain pelabuhan, jalan umum dan fasilitas infrastruktur lainnya, masih ada banyak manfaat nyata lainnya. Di sekeliling kawasan industri, Desa Puruy yang terletak di Kecamatan Morosi, terpampang banyak papan nama dalam bahasa Mandarin di kedua sisi jalan semen yang lebar.
Pelanggan utama toko-toko di sana adalah para pekerja di Kawasan Industri Virtue Dragon. Kepala Desa Puruy Mahdi mengatakan bahwa pekerjaan mayoritas penduduk desa berhubungan dengan Kawasan Industri Virtue Dragon, terlebih dalam dua tahun terakhir ini. Walaupun COVID-19 mempengaruhi perekonomian, Kawasan Industri Virtue Dragon membantu penduduk setempat untuk melewati masa sulit tersebut. Para penduduk pun sangat berterima kasih.
Salah satu karyawan di Kawasan Industri Virtue Dragon Kendari, Ruli Damadi (32), mengatakan bahwa kawasan ini dulunya merupakan rawa. Namun kini berubah menjadi kawasan industri dengan produksi tahunan jutaan ton feronikel. Diakuinya, adanya perubahan ini membuat kehidupan Damadi menjadi lebih baik.
“Bekerja di Kawasan Industri Virtue Dragon selama 5 tahun, saya beserta istri dan 3 anak awalnya tinggal di rumah kayu sederhana hingga akhirnya pindah ke apartemen. Bersama teman kerja, dari awalnya menumpang mobil yang lewat saat berangkat dan pulang kerja, hingga akhirnya bisa membeli sebuah motor milik sendiri,” kata Damadi yang kini menjabat sebagai Wakil Kepala Bagian Produksi.
Ia juga mengungkapkan, ”perusahaan juga mengatur saya pergi ke Tiongkok untuk ikut pelatihan, mempelajari teknologi peleburan yang canggih. Saya juga belajar sedikit bahasa Mandarin.”
Cerita Damadi ini merupakan salah satu contoh pengalaman dari 30 ribu karyawan Indonesia lainnya di Kawasan Industri Virtue Dragon. Dari awal pemenuhan lapangan pekerjaan hingga melatih karyawan berbakat dan mentransfer ilmu, investasi perusahaan Tiongkok berskala besar yang memproduksi feronikel ini telah membawa kemajuan dan keuntungan yang nyata bagi masyarakat setempat.
Saat ini, 80 persen pekerja di Kawasan Industri Virtue Dragon adalah masyarakat lokal. Sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan pekerja setempat dan melatih karyawan berbakat yang dibutuhkan untuk perkembangan industri feronikel, Politeknik Tridaya Virtu Morosi, yang sudah mendapatkan izin dari Kementerian Pendidikan, telah membuka pendaftaran dan penerimaan murid pada Mei 2021.
“Kita sudah mampu mengoperasikan banyak peralatan dan alat baru serta menguasai teknologi pengelasan yang canggih. Sekolah juga menyediakan pelajaran bahasa Mandarin secara gratis. Saya berharap saya bisa mendapatkan kesempatan pergi ke Tiongkok untuk pelatihan,” kata Raju Malim, penanggung jawab pemeliharaan peralatan produksi.

Melaksanakan Pertukaran SDM dan Budaya Melalui CSR

Direktur Utama Kawasan Industri Virtue Dragon Indonesia, Zhou Yuan. Foto: Dok. Virtue Dragon
Selain merencanakan dan merealisasikan sejumlah besar proyek kerjasama brand dalam mengemban BRI, yang menganut prinsip Berbisnis Bersama, Berbagi Bersama dan Membangun Bersama, berbagai kegiatan pertukaran budaya dan sumber daya manusia dengan berbagai negara juga telah dilakukan, yang menghasilkan Kesatuan Hati dan Pikiran.
Sebagai kawasan industri yang tumbuh di Indonesia dengan pendanaan dari Tiongkok, Kawasan Industri Virtue Dragon terus mengumandangkan irama "bersatu" dalam proses pembangunan “berjalan keluar”, secara aktif berintegrasi dengan masyarakat setempat, secara aktif memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility), mengabdikan diri untuk kesejahteraan masyarakat setempat, dan memenangkan hati rakyat negara tuan rumah.
Pada 2017, Yayasan Zhu Mingdong & Zhou Yuan—menggunakan nama Zhu Mingdong dan Zhou Yuan yang masing-masing menjabat sebagai Komisaris Utama dan Direktur Utama di Kawasan Industri Virtue Dragon—memiliki visi memperbaiki kehidupan masyarakat setempat melalui pendidikan dan perawatan medis.
Pada April ini, yayasan tersebut telah mendonasikan obat-obatan senilai 1,1 juta yuan (sekitar Rp 2.41 miliar) kepada sebuah lembaga sosial masyarakat di Jakarta. Lembaga sosial tersebut mengkhususkan diri dalam membantu melawan pandemi COVID-19 dengan merawat pasien-pasien yang terinfeksi, baik itu warga lokal maupun warga negara Tiongkok.
Perusahaan-perusahaan yang didanai dari Tiongkok dan Pemerintah Indonesia bersama-sama berjuang melawan pandemi, maju dan mundur bersama, serta menghadapi kesulitan bersama, menunjukkan persahabatan yang mendalam antara Tiongkok dan Indonesia.
Dari data yang ada, sejak pendiriannya, Yayasan Zhu Mingdong & Zhou Yuan secara berturut-turut memberikan bantuan materi senilai lebih dari 15 juta yuan (sekitar Rp 32.9 miliar) untuk bencana banjir di Kendari, gempa bumi dengan magnitudo 7,4 di Palu, serta kerja sama antara Tiongkok dan Indonesia dalam melawan pandemi COVID-19, dan lain-lain.
Pada 2021, Yayasan Zhu Mingdong & Zhou Yuan menjalin kemitraan strategis yang komprehensif dengan pemerintah daerah Sulawesi Tenggara, dengan Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara H. Ali Mazi SH sebagai Ketua Dewan Pengawas, untuk mempercepat pelaksanaan proyek-proyek kesejahteraan masyarakat.
Dalam rangka memperbaiki pendidikan di daerah kawasan industri, yayasan itu juga mendirikan Politeknik Tridaya Virtu Morosi yang dibangun di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Pendirian dilakukan dengan bekerja sama dengan Politeknik Manufaktur Bandung, Universitas Halu Oleo, Kunming College, dan banyak universitas terkenal lainnya di Tiongkok.
Politeknik ini membuka tiga fakultas, yakni Fakultas Metalurgi (Permesinan), Fakultas Teknik Kelistrikan (PLTU), dan Fakultas Teknik Sipil Konstruksi. Tujuannya adalah untuk menumbuhkembangkan bakat profesional dan teknis tenaga lokal di Indonesia.
Perusahaan Tiongkok yang "Going International" tidak hanya membawa pendanaan dan teknologi, tetapi juga membawakan kesejahteraan dan cinta kasih. Sejak pembangunan Kawasan Industri Virtue Dragon di Indonesia, perusahaan senantiasa menjunjung tinggi adat dan kearifan lokal, dan sepenuhnya memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat lokal Indonesia seiring proses tumbuh dan kembangnya.
Sejak merebaknya COVID-19 di Indonesia pada awal 2020, Kawasan Industri Virtue Dragon telah mendonasikan lebih dari 600 ton oksigen, 1.200 unit oksigen konsentrator 10L, masker sekali pakai, obat-obatan, makanan, dan bahan-bahan lainnya kepada seluruh lapisan masyarakat di Indonesia dengan nilai akumulasi mencapai lebih dari Rp 65.8 miliar.
Selama Tahun Baru Imlek 2022, banyak pekerja dari Tiongkok yang tidak bisa pulang ke Tiongkok dengan berbagai alasan. Mereka hanya bisa tinggal sementara di hotel-hotel di sekitar Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta.
Kawasan Industri Virtue Dragon Indonesia, bergandengan tangan dengan lembaga sosial masyarakat lokal, menyumbangkan makanan “cinta kasih” dan parcel Tahun Baru Imlek senilai Rp 150 juta kepada para pekerja dari Tiongkok yang terdampak pandemi. Ketika makanan, vitamin, susu, dan parcel Imlek dikirim ke hotel tempat tinggal mereka, kiriman ini menghangatkan hati mereka.
Kawasan Industri Virtue Dragon Indonesia selalu menganut konsep pengembangan "Perusahaan dan karyawan adalah komunitas dengan masa depan bersama, dan pencapaian pengembangan perusahaan dibagikan kepada karyawan".
Berdasarkan konsep ini, PT Gunbuster Nickel Industry di Kawasan Industri Virtue Dragon Indonesia juga berupaya meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dengan membangun gedung asrama baru yang mulai ditempati pada 8 Juli 2022. Pembangunan asrama baru ini merupakan tindakan nyata yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan kondisi kerja dan kehidupan karyawan, serta membalas kerja keras karyawan.
Dengan begitu, karyawan pun merasakan hasil dari pengembangan perusahaan. Seperti yang dikatakan Zhou Yuan dalam acara penempatan asrama baru, karyawan merupakan aset Kawasan Industri Virtue Dragon yang paling berharga, dan pencapaian pengembangan Kawasan Industri Virtue Dragon harus dirasakan bersama dengan karyawan.
PT Gunbuster Nickel Industry akan terus meningkatkan upaya dalam memperbaiki kondisi akomodasi karyawan, menghilangkan kekhawatiran karyawan, serta terus meningkatkan kesejahteraan dan rasa kekeluargaan antar karyawan.
Peningkatan kesejahteraan dan kekeluargaan antar-karyawan tecermin dalam banyak hal. Pada Hari Raya Kapal Naga tahun ini, ribuan karyawan Tiongkok yang bekerja di Kawasan Industri Virtue Dragon, bersama-sama dengan rekan-rekan kerja dari Indonesia, membuat dan mencicipi bakcang yang lezat.
Kegiatan ini membuat hubungan antar-karyawan menjadi lebih erat dan karyawan pun bisa benar-benar merasakan pesona budaya festival tradisional Tiongkok. “Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan rasa kekeluargaan dan kesejahteraan karyawan Tiongkok, tetapi juga memungkinkan rekan-rekan kerja dari Indonesia untuk merasakan makna festival tradisional dari Tiongkok, serta menciptakan suasana hari raya yang meriah dan harmonis,” ungkap Zhou Yuan.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Virtue Dragon