KCI Impor KRL dari China Rp 783 M, BPKP Tunggu Permintaan Audit

1 Februari 2024 19:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung BPKP. Foto: BPKP (bpkp.go.id) via ANTARANEWS
zoom-in-whitePerbesar
Gedung BPKP. Foto: BPKP (bpkp.go.id) via ANTARANEWS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT KAI Commuter (KCI) mengimpor 3 rangkaian KRL baru dari perusahaan asal China, CRRC Sifang Co., Ltd dengan nilai Rp 783 miliar. Importasi tersebut belum diaudit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
ADVERTISEMENT
Deputi Kepala BPKP Bidang Akuntan Negara Sally Salamah, menjelaskan audit yang dilakukan BPKP adalah pada rencana awal impor KRL tersebut, yang mulanya direncanakan akan impor KRL dari Jepang dalam kondisi bekas. Hasilnya, saat itu impor KRL bekas dari Jepang tidak mendapat rekomendasi dan akhirnya dibatalkan.
"Lalu pertanyaan berikutnya apakah, kenapa dari Jepang lebih murah tapi pilih dari China? Kami belum melakukan audit atau pengawasan atas kegiatan tersebut. Memang dari pihak KCI pada umumnya nanti akan meminta kepada BPKP untuk melakukan pendampingan atau pengawasannya nanti," kata Sally saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (1/2).
Pengadaan sarana KRL baru ini merupakan bagian dari rangkaian pemenuhan sarana KRL Jabodetabek yang dibahas dalam Rapat Koordinasi yang dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada bulan Juni 2023 lalu yang juga dihadiri oleh Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, BPKP, PT INKA, dan stakeholder lainnya.
ADVERTISEMENT
"Yang impor baru itu keputusan rapat. Jadi rapat yang waktu itu dipimpin Pak Luhut," kata Sally.
Saat ditanya apakah importasi KRL baru ini menyalahi rekomendasi BPKP, Selly menjelaskan, impor sebelumnya tidak mendapat rekomendasi karena KRL yang akan diimpor bekas. Sementara impor KRL baru ini sudah hasil keputusan rapat yang dipimpin Kemenko Marves.
Meski demikian, Sally belum bisa memastikan impor tersebut bermasalah atau tidak. "Belum tahu. Kami belum melakukan evaluasi ataupun auditnya," sambung dia.
Sally menambahkan, reviu BPKP tersebut juga bisa memeriksa alasan pemerintah memutuskan impor dari China, setelah sebelumnya merencanakan impor KRL dari Jepang.
"Mungkin saja kalau mereka meminta. Kalau di BPKP prosesudnrya kalaupun mereka minta ada expose dulu, di standar kami begitu," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Selain pemenuhan kebutuhan KRL dari impor, d pemenuhan pengadaan sarana KRL ini, KAI Commuter sudah melakukan penandatanganan kerja sama pengadaan sarana KRL dari perusahaan lokal. Yakni pengadaan 16 rangkaian sarana KRL baru oleh PT INKA dengan total investasi hampir sebesar Rp 3,83 triliun, dan pengadaan 19 rangkaian KRL Retrofit oleh PT INKA degan total investasi lebih dari Rp 2,23 triliun.