KCI Mau Tambah Lagi 8 KRL Baru, Kementerian BUMN Usul Produksi INKA

21 Februari 2024 19:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon penumpang menunggu KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta pada Senin (26/12).  Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Calon penumpang menunggu KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta pada Senin (26/12). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Badan Usaha Milik Negeri (BUMN) meminta tambahan pengadaan 8 Kereta Rel Listrik (KRL) oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) diproduksi oleh PT INKA (Persero).
ADVERTISEMENT
Tambahan pengadaan tersebut di luar 16 KRL baru dan 19 KRL untuk peremajaan (retrofit) yang sudah berkontrak dengan INKA, serta 3 KRL baru yang diimpor dari perusahaan China, CRRC Shifeng.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan seluruh pengadaan KRL baru dan retrofit yang sudah berkontrak tersebut sudah dikirim seluruhnya kepada INKA.
"Habis itu ada 8 lagi yang masih belum untuk pengadaan, ke INKA juga rencananya. Tapi kita belum kasihkan dan tenderkan, semua belum," ungkapnya saat diskusi bersama media di Jakarta, Rabu (21/2).
Arya menyebutkan, pemerintah kini tengah mengusahakan pendanaan dari Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk peningkatan kapasitas produksi INKA. Dengan begitu, permintaan tambahan 8 KRL baru ini bisa terakomodasi.
KAI Commuter bersama CRRC Sifang Co., Ltd. melakukan penandatanganan Kontrak Kerjasama Pengadaan Sarana Kereta Rel Listrik (KRL) Baru pada 31 Januari 2024 di Beijing, China. Foto: KAI Commuter
"Ya kita pokoknya percayakan (INKA), tapi kan kapasitasnya liat juga, dengan rekondisi dengan yang baru mereka bisa ngerjain enggak," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, VP Corporate Secretary KCI, Anne Purba, mengatakan pengadaan KRL yang sudah berkontrak senilai Rp 6,84 triliun, antara lain pengadaan 16 KRL baru oleh INKA dengan total investasi sebesar Rp 3,83 triliun.
Kemudian, pengadaan 19 rangkaian KRL retrofit oleh PT INKA dengan total investasi lebih dari Rp 2,23 triliun, serta pengadaan 3 KRL baru diimpor dari CRRC Sifang, China, dengan total investasi Rp 783 miliar.
Kebutuhan pembiayaan pengadaan KRL itu, kata Anne, berasal dari pinjaman KAI Commuter Rp 3,5 triliun, Shareholder Loan dari PT KAI (Persero) kurang lebih Rp 800 miliar, dan Penyertaan Modal Negara (PMN) sekitar Rp 5-5,5 triliun.
Meski demikian, Anne mengungkapkan ada kemungkinan tambahan pengadaan 8 KRL baru sehingga total seluruh pendanaan yang dibutuhkan KCI sebesar Rp 9 triliun, alias harus ada tambahan dana sekitar Rp 2,3 triliun.
ADVERTISEMENT
"Jadi yang kita butuhkan sampai nanti ada 8 kereta baru itu ya, itu bisa sampai lebih dari Rp 9 triliun kalau dengan currency (nilai tukar) sekarang ya, kan ini akan berubah terus," ungkapnya saat konferensi pers di Kantor KCI Pusat, Selasa (6/2).
Dia menyebutkan, pengadaan 8 KRL baru ini masih dalam persiapan dengan melihat kapasitas produksi PT INKA (Persero). Kemungkinan pendanaannya akan dimasukkan dalam alokasi PMN.