KCIC Tegaskan Kesiapan Bila Ditunjuk Jadi Operator Kereta Cepat JKT-SBY

26 April 2024 18:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kereta Cepat Whoosh di Stasiun Halim. Foto: KCIC
zoom-in-whitePerbesar
Kereta Cepat Whoosh di Stasiun Halim. Foto: KCIC
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT KCIC tegaskan kesiapannya bila kembali ditunjuk sebagai operator kereta cepat untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya. Pemerintah akan bentuk tim bersama China untuk merealisasikan mega proyek tersebut.
ADVERTISEMENT
General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan pihaknya berpengalaman menjadi operator KA Cepat Jakarta-Bandung, Whoosh yang resmi meluncur secara komersil Oktober 2023. Kinerjanya juga cukup baik, dengan penambahan pelayanan perjalanan dari hanya 14 menjadi 40, dan penumpang hariannya yang dari rata-rata 6.000 jadi 16.000.
"Intinya kita siap dan kita kalau memang ditunjuk ataupun apa pun yang menjadi arahan pemerintah, KCIC siap untuk menjalankan semuanya," kata Eva saat ditemui di Stasiun Karawang, Jumat (26/4).
Saat ini studi prototyping body kereta sudah dilakukan dengan dukungan pendanaan RISPRO LPDP. Penelitian yang didanai selama tiga tahun ini berfokus pada rancang bangunan eksterior dan interior dari kereta cepat. Panti prototipe Kereta Cepat Jakarta-Surabaya akan diuji coba di track test PT INKA tahun 2027.
General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa di Stasiun KA Cepat Whoosh Tegalluar, Bandung pada Senin, (9/10/2023). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Eva mengatakan saat ini pemerintah intens melakukan kajian, termasuk melibatkan KCIC. Dalam kajian tersebut sudah ada gambaran rute mana yang akan dilalui, namun Eva belum bisa menyampaikan.
ADVERTISEMENT
"Ya pasti di proses diskusi ada, cuma kan kita belum bisa (menyampaikan) karena kan yang namanya proses diskusi itu kan pasti akan berubah. Bisa jadi ada perubahan segala macam," ujarnya.
Harga Tiket Diharap Tak Semahal Pesawat
Beberapa pekerja swasta asal Surabaya Raya yang merantau di Jakarta telah diwawancarai kumparan, berharap harga tiket Kereta Cepat Jakarta-Surabaya tidak lebih mahal dari harga tiket pesawat. Soal hal ini, Eva menjelaskan ada beberapa komponen yang menjadi acuan harga tiket.
"Sebenarnya kalau kita bicara masalah harga tiket itu kan bicara juga mengenai biaya operasional, kemudian semua investasinya diperhitungkan di sana, bukan hanya biop (biaya operasional) saja," ujarnya.
"Tapi kalau kita bicara harga tiket, kita bicara juga dengan misalnya bisa saja kita kerja sama mungkin ada promo atau hal lainnya. Nah itu yang akan menjadi komponen-komponen pertimbangan di harga tiket juga," sambung Eva.
ADVERTISEMENT
Seperti KA Cepat Jakarta-Bandung, dalam penetapan harga tiket nantinya juga akan dilakukan survei Ability To Pay (ATP) dan Willingness to Pay (WTP).
"Nah dari ATP WTP itu kita upayakan tiketnya itu ya sesuai dengan ATP WTP. Dengan kemampuan dan willingness to pay," pungkasnya.
Salah satu pekerja swasta asal Gresik yang merantau di Jakarta, Wahyu, mengatakan dirinya tertarik untuk menjadikan KA Cepat sebagai pilihan utamanya, asal harganya terjangkau. Pria yang berprofesi sebagai desain grafis tersebut biasanya pulang setahun 3 kali, dan budget yang dia siapkan untuk sekali perjalanan pulang pergi sebesar Rp 1,5 juta.
"Ekspektasi enggak lebih mahal dari pesawat dan enggak lebih murah dari eksekutif kereta, antara Rp 700-900 ribu. Pertimbangan paling utama pasti harga, karena untuk saat ini kereta paling murah di kisaran Rp 500-700 ribu dari Stasiun Gambir. Harapannya enggak jauh dari harga tersebut," kata Wahyu kepada kumparan, Jumat (26/4).
ADVERTISEMENT