Kebab Baba Rafi Tambah Modal Rp 18,9 M ke Lazizaa

2 Januari 2023 14:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kebab Baba Rafi. Foto: Instagram/@kebabbabarafi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kebab Baba Rafi. Foto: Instagram/@kebabbabarafi
ADVERTISEMENT
Perusahaan waralaba yang menaungi Kebab Baba Rafi, PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI), baru saja menambah modal ke PT Lazizaa Rahmat Semesta (LRS). Nilainya Rp 18,9 miliar.
ADVERTISEMENT
Tambahan modal dilakukan RAFI setelah perusahaan mengakuisisi Lazizaa pada Oktober 2022. Saat ini, perusahaan menyetor modal Rp 16 miliar ke perusahaan makanan yang terkenal dengan produk chicken dan pizza.
Sekretaris Perusahaan RAFI, Michelle D. Melody, mengatakan dengan penambahan modal ini, perusahaan memperoleh tambahan saham dalam Lazizaa sebanyak 37.812 lembar saham.
"Sehingga jumlah saham milik perseroan dalam PT Laziza Rahmat Semesta menjadi sebesar 44.902 saham atau 54,02 persen dari saham yang telah ditempatkan dan disetor dalam PT Lazizaa Rahmat Semesta," kata Michelle dalam keterangan resmi Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (2/1).
Emiten yang baru IPO pada Juli 2022 ini memang tengah gencar aksi korporasi. Sebelumnya, mereka juga membuat anak usaha baru bernama PT Sumber Alam Sejahtera (SAS) pada Desember 2022. Perusahaan tersebut bergerak di bidang industri pengolahan dan perdagangan besar.
Ilustrasi Kebab Baba Rafi. Foto: Instagram/@kebabbabarafi
SAS menerbitkan 60.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1 juta per lembar. RAFI mengempit 32.700 lembar saham atau sebanyak 54,5 persen dari modal yang diterbitkan atau senilai Rp 32,70 miliar.
ADVERTISEMENT
Pada perdagangan bursa pukul 14:07, saham RAFI bergerak menguat 1,43 persen ke posisi Rp 142. Kapitalisasi pasar mencapai Rp 444,19 miliar.
Saham RAFI yang beredar mencapai 3,12 miliar. Paling banyak dimiliki oleh PT Globalasia Capital Investama sebagai pengendali dengan mengempit 38,36 persen. Jaduq Trimulyo 13,47 persen, Yuni Ayuningsih 6,26 persen, publik 30,31 persen, dan sisanya dimiliki investor lain di bawah 5 persen.