Kebijakan Tarif Impor Berubah-ubah, Trump Dituding Mainkan Pasar Saham

12 April 2025 12:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden AS Donald Trump berbicara sebelum menandatangani Perintah Eksekutif No Men in Women's Sports menjadi undang-undang di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, DC, AS, Rabu (5/2/2025). Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Donald Trump berbicara sebelum menandatangani Perintah Eksekutif No Men in Women's Sports menjadi undang-undang di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, DC, AS, Rabu (5/2/2025). Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP
ADVERTISEMENT
Presiden AS Donald Trump dituduh memainkan pasar saham atau menjadi insider trading karena kebijakannya berubah-ubah bahkan berbalik arah (U Turn) soal tarif impor global, mulai penundaan waktu penerapan hingga terus menaikkan tarif impor ke China.
ADVERTISEMENT
Aksi Trump ini dalam sepekan terakhir memicu kejatuhan pasar saham, bukan hanya di AS, tapi seluruh dunia, termasuk Indonesia. Bahkan saat Wall Street merosot tajam ke level terendah, Trump memposting 'Ini waktu yang tepat untuk membeli (saham)' di akun Truth Social pribadinya, beberapa jam sebelum menghentikan penerapan tarif, yang memicu lonjakan pasar saham global.
Donald Trump menghadapi tuduhan manipulasi pasar setelah menulis di media sosial bahwa ini adalah “waktu yang tepat untuk membeli,” hanya beberapa jam sebelum ia melakukan putar balik dramatis dalam perang dagangnya, yang menyebabkan lonjakan besar di pasar saham seluruh dunia.
Kurang dari empat jam kemudian, ia mengejutkan para investor dengan mengumumkan penangguhan selama 90 hari terhadap penerapan tarif tambahan untuk sebagian besar negara (kecuali China), yang langsung membuat indeks saham melonjak.
ADVERTISEMENT
Di Amerika, indeks S&P 500 (yang berisi saham-saham unggulan) ditutup naik lebih dari 9 persen, sementara indeks Nasdaq yang berfokus pada teknologi melonjak lebih dari 12 persen. Saham-saham juga terus menguat di Asia dan Eropa pada Kamis, dengan indeks Nikkei 225 Jepang naik 9 persen, dan indeks FTSE 100 London naik hingga 4 persen pada awal perdagangan.
Pekerja melihat layar menampilkan pergerakan saham di New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat, Kamis (3/4/2025). Foto: Charly Triballeau/AFP
Biasanya, Trump tidak menandatangani postingannya dengan inisial. Namun, huruf-huruf tersebut—DJT—merupakan simbol saham (ticker) dari Trump Media & Technology Group, perusahaan yang mengendalikan Truth Social, yang sahamnya melonjak 22 persen pada Rabu.
“Perubahan kebijakan yang terus-menerus ini menciptakan peluang berbahaya untuk insider trading. Siapa saja di dalam pemerintahan yang sudah tahu tentang putar balik tarif Trump sebelum diumumkan? Apakah ada yang membeli atau menjual saham dan mendapat untung atas kerugian publik? Saya akan menulis surat ke Gedung Putih. Publik berhak tahu," kata Senator Demokrat Adam Schiff yang meminta agar segera ada investigasi dikutip dari Guardian, Sabtu (12/4).
ADVERTISEMENT
Senator Demokrat Chris Murphy juga memiliki pandangan yang sama. Waktu unggahan Trump dan lonjakan besar di pasar saham setelahnya telah memicu tuduhan manipulasi pasar.
"Skandal insider trading sedang mengintai. Tweet Trump pada pukul 09.30 pagi jelas menunjukkan bahwa dia ingin orang-orangnya mendapat untung dari informasi pribadi yang hanya dia ketahui. Jadi, siapa yang tahu sebelumnya dan berapa banyak uang yang mereka hasilkan?” katanya di akun X pribadinya.
Anggota DPR Demokrat dari New York, Alexandria Ocasio-Cortez, juga menyerukan agar semua anggota Kongres mengungkapkan saham apa saja yang mereka beli dalam 24 jam terakhir.
“Saya mendengar bisik-bisik menarik di lantai Kongres. Batas waktu pelaporan adalah 15 Mei. Kita akan segera tahu banyak hal. Sudah saatnya melarang insider trading di Kongres," katanya di akun X pribadinya.
ADVERTISEMENT