Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Kebijakan Trump Cabut Mandat Kendaraan Listrik Bisa Tekan Harga Nikel
27 Januari 2025 13:42 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mencabut mandat kendaraan listrik dinilai membawa dampak signifikan terhadap harga komoditi nikel.
ADVERTISEMENT
Direktur dan Founder Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menjelaskan terdapat empat dampak utama dari kebijakan ini.
Pertama, menekan permintaan mineral kritis yang menjadi bahan baku utama baterai kendaraan listrik, seperti nikel , tembaga, timah, dan bauksit. Penurunan ini sudah mulai terlihat dari data harga referensi di pasar internasional.
"Saat ini harga referensi nikel di pasar internasional anjlok 3,7 persen year on year, kobalt turun 16,6 persen di periode yang sama," kata Bhima kepada kumparan, Senin (27/1).
Bhima menilai, penurunan permintaan ini dapat memicu perubahan rencana bisnis perusahaan kendaraan listrik di AS. Serta menimbulkan risiko perubahan kontrak pasokan bahan baku.
Kedua, kebijakan ini juga menekan prospek investasi perusahaan AS di sektor smelter nikel dan pabrik baterai di Indonesia. Bhima menyebut sebelumnya kebijakan Inflation Reduction Act (IRA) sempat memberi harapan akan adanya investor asal AS yang bisa berkontribusi pada tata kelola hilirisasi tambang di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kebijakan Trump ini mengindikasikan mundurnya AS dari agenda transisi energi global yang sempat membuka peluang investasi besar bagi Indonesia.
Ketiga, terganggunya aliran pembiayaan internasional terkait transisi energi, termasuk dalam kerangka Just Energy Transition Partnership (JETP). Menurut Bhima, peran AS dalam mendorong dekarbonisasi industri mineral dan komponen kendaraan listrik domestik kini berada di ambang ketidakpastian.
"Kalau AS-nya sudah cabut dari mandat kendaraan listrik hingga kesepakatan Paris, maka kita tidak bisa berharap banyak dari kemitraan transisi energi AS," jelasnya.
Terakhir, kebijakan ini memperkuat dominasi perusahaan asal China dalam hilirisasi nikel di Indonesia. Namun, Bhima mencatat ekonomi China sendiri sedang mengalami perlambatan, yang turut mempengaruhi harga nikel olahan, terutama untuk bahan baku stainless steel.
ADVERTISEMENT
"Kinerja ekspor nikel olahan tahun ini diproyeksi makin terpuruk dan berimbas juga ke penurunan surplus neraca dagang," kata dia.
Secara keseluruhan, kebijakan ini tidak hanya mengancam pasar kendaraan listrik di AS. Tetapi juga mempengaruhi rantai pasok global dan menimbulkan tantangan baru bagi Indonesia dalam mengelola hilirisasi mineral serta mendorong ekspor nikel olahan.