Kebutuhan Investasi Pembangkit Listrik 10 Tahun ke Depan Capai Rp 1.000 Triliun

20 November 2024 14:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga melintas menggunakan kendaraan roda dua di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Jeneponto di Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Rabu (23/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
zoom-in-whitePerbesar
Warga melintas menggunakan kendaraan roda dua di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Jeneponto di Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Rabu (23/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menyebut Indonesia membutuhkan investasi sekitar Rp 1.000 triliun untuk kebutuhan listrik 10 tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
Nantinya, investasi tersebut terbagi ke investasi untuk pembangunan pembangkit listrik sekitar Rp 600 triliun dan Rp 400 triliun untuk jaringan transmisi.
“Untuk kebutuhan pembangkit untuk 10 tahun ke depan kita membutuhkan investasi sekitar Rp 600 triliun sementara untuk jaringan kita membutuhkan investasi sekitar Rp 400 triliun,” ungkap Yuliot usai acara Electricity Connect 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta pada Rabu (20/11).
Yuliot juga menjelaskan soal siapa yang melaksanakan pembangunan pembangkit listrik masih dalam perhitungan.
“Pelaksanaan apakah dilakukan oleh PLN atau dilakukan oleh mitra atau juga sebagian akan dilakukan oleh pemerintah jadi itu juga lagi dalam perhitungan,” lanjutnya.
Lebih lanjut Direktur Jenderal (Dirjen) Ketenagalistrikan Jisman J. Hutajulu menjelaskan akan ada total pembangunan pembangkit listrik untuk 10 tahun ke depan adalah 68 gigawatt (GW). Nantinya 47 GW di antaranya akan diisi oleh pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT).
ADVERTISEMENT
“Jadi 10 tahun ke depan kita akan membangun 68 gigawatt, 47 gigawatt itu dari renewable. Kemudian tadi disampaikan bahwa kita butuh 400 triliun untuk transmisi sama gardu induknya. Jadi akan kita petakan mana yang prioritas dulu karena memang kemampuan PLN demikian,” jelas Jisman.
Jisman juga mengungkap pemerintah akan membantu pembangunan jaringan transmisi yang dibutuhkan.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung beserta Dirut PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo usai usai acara Electricity Connect 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta pada Rabu (20/11/2024). Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo juga menambahkan dalam 10 tahun ke depan jumlah jaringan transmisi adalah 53 ribu km. Angka tersebut juga akan dikembangkan sampai tahun 2040 menjadi 70 ribu km
“Selama 10 tahun ke depan ini angka ini sudah kami lakukan simulasikan antara Dirjen Ketenagalistrikan dengan tim PLN dan ada juga kerja sama dengan international energy agency. Adalah 53 ribu km transmission line selama 10 tahun, dan kemudian untuk sampai tahun 2040 adalah 70 ribu km,” tambah Darmawan.
ADVERTISEMENT
Darmawan juga menambahkan hingga 2040, akan ada penambahan kapasitas pembangkit listrik hingga 100 GW. Nantinya 75 GW di antaranya berasal dari pembangkit listrik EBT termasuk nuklir.
“Dimana, akan ada penambahan kapasitas pembangkit kalo 10 tahun 68 gigawatt sampai 2040 adalah sekitar 100 gigawatt. Dimana, 75 gigawatt nya akan berasal dari energi baru terbarukan dan 5 gigawatt nya berbasis pada nuklir dan sisanya akan juga berbasis pada gas,” kata Darmawan.