Kejar Pendapatan Rp 3 T di 2025, Patra Drilling Contractor Genjot Bisnis Oilboom

15 April 2025 19:48 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Oilboom PT Patra Drilling Contractor (PDC). Foto: PDC
zoom-in-whitePerbesar
Oilboom PT Patra Drilling Contractor (PDC). Foto: PDC
ADVERTISEMENT
PT Patra Drilling Contractor (PDC), anak perusahaan PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling) yang tergabung dalam subholding upstream Pertamina, menargetkan pendapatan senilai Rp 3 triliun pada 2025. Target ini akan dicapai dengan mendorong sejumlah lini bisnis utama, salah satunya rental atau sewa oilboom yang dikelola oleh fungsi Marine Services.
ADVERTISEMENT
Selama 2024, PDC merealisasikan pendapatan (unaudited) senilai Rp 2,88 triliun, dengan laba bersih Rp 124 miliar dan net profit margin (NPM) 4,31 persen pada 2024.
"Kami melihat permintaan terhadap layanan oilboom terus meningkat, terutama dari perusahaan-perusahaan yang mulai serius memperkuat aspek keselamatan dan lingkungan," ujar terang Direktur Utama PT Patra Drilling Contractor (PDC), Faried Iskandar Dozyn, dalam keterangannya, Selasa (15/4).
Berdasarkan keterangan perseroan, oilboom atau containment boom digunakan sebagai upaya mitigasi risiko tumpahan minyak, baik di perairan laut maupun sungai. Sebagai alat penghalang terapung, oilboom mampu secara efektif mengisolasi dan mengontrol penyebaran minyak di permukaan air, melindungi area-area sensitif dari ancaman pencemaran.
Oilboom PDC. Foto: PDC
Secara umum, oilboom yang digunakan dalam industri migas dibuat dari bahan Heavy Duty Rubber yang tahan terhadap minyak serta paparan sinar matahari. Dengan desain khusus untuk offshore atau perairan terbuka, alat ini bisa dibentangkan dengan cepat, mengurangi dampak lingkungan secara signifikan saat terjadi tumpahan minyak.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) dan PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) Zona 9 menjadikan oilboom sebagai alat penting yang selalu siap digunakan jika terjadi insiden tumpahan minyak di area operasional masing-masing. Di kedua perusahaan tersebut, oilboom yang dimiliki PDC dalam kondisi standby, atau akan digunakan jika terjadinya tumpahan minyak di permukaan air di wilayah kerja keduanya.
"Oilboom adalah alat utama dalam mitigasi risiko lingkungan, membantu perusahaan memastikan operasi tetap aman sekaligus menjaga kelestarian lingkungan secara berkelanjutan," jelasnya.
Menurut Faried, langkah preventif seperti penggunaan oilboom juga menjadi bagian dari tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat dan alam. Ia menyebut bahwa aspek keberlanjutan dan keselamatan lingkungan harus menjadi bagian dari strategi jangka panjang perusahaan, bukan sekadar pelengkap.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan bahwa teknologi oilboom terus berkembang dan semakin efisien dalam berbagai kondisi operasional. Kini telah tersedia tipe-tipe oilboom yang fleksibel dan dapat digunakan di perairan dangkal maupun sungai, yang penting untuk menjawab tantangan di lapangan.
Permintaan dan penggunaan oilboom diperkirakan akan terus meningkat seiring meningkatnya kesadaran lingkungan serta regulasi keselamatan lingkungan yang semakin ketat. Selain mampu mengurangi dampak pencemaran secara signifikan, oilboom juga membantu perusahaan migas mengelola risiko operasional secara lebih efektif.
Investasi pada perangkat seperti oilboom juga mencerminkan komitmen kuat perusahaan terhadap perlindungan lingkungan dan keselamatan operasional yang berkelanjutan.
"Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya mitigasi risiko tumpahan minyak, oilboom diprediksi akan menjadi standar baru dalam industri migas nasional. Tren global pun menunjukkan arah penguatan aspek lingkungan dalam operasi industri energi, sehingga Indonesia juga perlu menyesuaikan diri agar tidak tertinggal," tambahnya.
ADVERTISEMENT