KEK Industropolis Batang Ditargetkan Raup Investasi Rp 60 Triliun dalam 5 Tahun

20 Maret 2025 15:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (18/3/2025).  Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (18/3/2025). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menargetkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang mampu menarik investasi senilai Rp 60 triliun dalam 5 tahun mendatang.
ADVERTISEMENT
Kawasan tersebut telah diresmikan Prabowo menjadi KEK dari status sebelumnya Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) pada Kamis (20/3).
“Kami berharap bisa meraih minimal Rp 60 triliun dalam empat hingga lima tahun ke depan,” ujar Airlangga saat di KEK Industropolis Batang, Kamis (20/3).
Airlangga mengungkapkan nilai investasi tersebut berpotensi meningkat seiring dengan perkembangan tahap pembangunan kawasan.
“Sampai saat ini, realisasi investasi di kawasan ini sendiri sudah mencapai Rp 17,95 triliun,” ungkap Airlangga.
Kondisi utilitas, infrastruktur, dan tenant di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah sebelum diresmikan Presiden Jokowi, Kamis (25/7/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Kawasan industri di Batang itu sudah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) yang didirikan pada 2020 dan merupakan anak perusahaan dari Holding Danareksa. KITB terletak di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, dengan luas lahan mencapai 4.300 hektare.
KITB kini telah mendapatkan status sebagai KEK melalui Peraturan Pemerintah (PP) yang ditandatangani oleh Prabowo. Total luas kawasan KEK adalah 28.886,7 hektare.
ADVERTISEMENT
Saat ini, kawasan tersebut telah memiliki 27 tenant, dengan rincian 7 tenant telah beroperasi, 7 dalam masa konstruksi, dan 13 dalam tahap persiapan konstruksi. Dengan nilai total investasi mencapai Rp17,95 triliun, berasal dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Belanda, Korea Selatan, Chili, Jepang, Taiwan, China, dan lainnya.