Kekuatan Jaringan Usaha dan Ekonomi Muhammadiyah

27 April 2021 14:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi Bisnis dan Kewirausahaan Muhammadiyah. Foto: PP Muhammadiyah
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Bisnis dan Kewirausahaan Muhammadiyah. Foto: PP Muhammadiyah
ADVERTISEMENT
Selain kuatnya jaringan pergerakan pendidikan dan aksi sosial, jaringan usaha dan jaringan bisnis Muhammadiyah sejak didirikan berkembang dari periode ke periode kepemimpinan Muhammadiyah.
ADVERTISEMENT
Senin (26/4), JIB (Jaringan Intelektual Berkemajuan) menggelar diskusi bertajuk “Bangkitnya Usaha dan Jaringan Bisnis Muhammadiyah”. Diskusi ini diselenggarakan melalui Zoom dan disiarkan langsung melalui Youtube.
Turut hadir sebagai pembicara dalam diskusi ini: Prof. Dr. Bambang Setiaji (Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah), Bambang Wijanarko (Jaringan Saudagar Muhammadiyah), Hendri Saparini, SE., Ph.D (Ekonom), Muchlas Rowi (Pengusaha). Serta Deni Asy’ari (Direktur Utama PT. Syarikat Cahaya Media/Suara Muhammadiyah).
Dalam pengantarnya, moderator tokoh JIB dan pengamat ekonomi Dani Setiawan mengatakan, diskusi mengenai bisnis dan unit usaha Muhammadiyah selalu menghadirkan kebaruan di internal Muhammadiyah. Muhammadiyah terus melakukan kegiatan bisnis yang memfasilitasi entrepreneur-enterpreneur yang lahir dari rahim Muhammadiyah.
“Di samping soal kebangsaan yang lain, masalah ekonomi bangsa juga menjadi perhatian Muhammadiyah. Saya kira di sisi yang lain ada kebutuhan untuk melihat peluang baru bagaimana Muhammadiyah juga tidak hanya mendorong satu dakwah yang sifatnya selalu dan sudah menjadi expertise dari Muhammadiyah, seperti di bidang pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Tetapi juga dakwah di bidang ekonomi,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Direktur Suara Muhammadiyah, Deni Asy’ari mengatakan bahwa potensi bisnis di Muhammadiyah sangat besar sekali. Hal itulah yang mengilhami Deni bersama teman-teman untuk mengubah arah gerak Suara Muhammadiyah yang dulunya murni sebagai penerbitan dan pusat syi’ar Muhammadiayah menjadi pusat bisnis Muhammadiyah.
“Suara Muhammadiyah sebenarnya bukan baru kali ini melakukan gerakan ekonomi jejaring. Tetapi sejak 2014-2015, kami mendirikan outlet yang namanya SM Corner atau Suara Muhammadiyah Corner yang hari ini sudah ada 80 gerai di seluruh Indonesia dan aktif berjalan semuanya,” paparnya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir. Foto: PP Muhammadiyah
Adapun Muchlas Rowi, menekankan strategi pengembangan jaringan usaha Muhammadiyah; kemandirian, kolaborasi dengan dunia usaha dan industri, kolaborasi dengan organisasi filantropi, kolaborasi dengan instansi pemerintah, dan kolaborasi dengan BUMN.
Selain itu, juga tentang potensi luar biasa yang belum digarap di Muhammadiyah, yakni potensi alumni.
ADVERTISEMENT
"Muhammadiyah juga dapat memanfaatkan potensi para alumninya yang punya berbagai akses untuk ikut serta dalam membesarkan Muhammadiyah sebagaimana halnya yang dilakukan oleh alumni-alumni di perguruan-perguruan tinggi dalam dan di luar negeri," kata Rowi.
Wakil Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah yang juga tergabung dalam Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM), Bambang Wijanarko, sepakat bahwa dalam kondisi saat ini bisnis yang dapat berjalan dengan baik adalah yang dikelola oleh jamaah. Seperti close loop economy yang juga telah diterapkan JSM, yaitu pengelolaan bisnis terpadu di satu daerah mulai dari pengelolaan modal, bahan baku, produksi, hingga pemasaran yang dikolela dari, oleh, dan untuk jamaah Persyarikatan.
Sementara itu, Rektor UMKT Prof Bambang Setiaji menyampaikan bahwa Muhammadiyah memiliki potensi yang sangat besar untuk berkiprah di ranah ekonomi. Karena umat Islam, termasuk Muhammadiyah terus berkembang di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Prof Bambang juga mengingatkan jutaan alumni sekolah dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang bisa mendorong usahanya sendiri maupun usaha Persyarikatan.
“Optimis generasi Muslim mendatang akan lebih berperan dalam kewirausahaan, memajukan bangsa dan memberi lapangan kerja bagi sesama,” terangnya.
Terakhir, Ekonom Hendri Saparini mengatakan bahwa Indonesia sebagai rumah besar dapat bermanuver melakukan berbagai aktivitas ekonomi meskipun dalam keadaan pandemi COVID-19. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak dan juga pelaku usahanya tidak sedikit. Sehingga ada optimisme di dari hal tersebut.
“Jadi, ini bikin kita optimistis, dengan Muhammadiyah. Memang ini peluang yang harus kita manfaatkan,” tegasnya.