Keleidoskop Rupiah 2024: Dari Rp 15.783 Merosot ke Rp 16.235 per Dolar AS

27 Desember 2024 17:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang petugas menunjukan pecahan Dolar AS dan Rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing di Kwitang, Jakarta, Senin (9/12/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Seorang petugas menunjukan pecahan Dolar AS dan Rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing di Kwitang, Jakarta, Senin (9/12/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Perjalanan nilai tukar rupiah sepanjang 2024 mencatat dinamika yang cukup tajam, bahkan menyentuh level psikologis Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (USD) sebanyak dua kali. Faktor global dan domestik menjadi pemicu utama pergerakan yang signifikan ini.
ADVERTISEMENT
Kuartal I di Level Rp 15.783 per Dolar AS
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah memulai tahun 2024 di level Rp 15.783 per USD pada Januari. Pergerakan rupiah relatif stabil hingga Februari di Rp 15.719 per USD.
Namun, memasuki Maret, pelemahan mulai terasa, mencapai Rp 15.857 per USD. Faktor global, seperti ekonomi Amerika Serikat yang tetap kuat dan keputusan dovish Bank of Japan (BoJ), memberikan tekanan pada mata uang Asia, termasuk rupiah.
Kuartal II: Tembus Rp 16.000 per Dolar AS
Kuartal kedua menjadi periode terberat bagi Rupiah. Pada April, mata uang ini menembus level Rp 16.255 per USD dan terus melemah hingga Rp 16.400 per USD pada Juni, mencatat posisi terlemah tahun ini.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, Edi Susianto, menjelaskan pelemahan ini tidak hanya dipicu oleh faktor global, tetapi juga tekanan domestik. Sentimen negatif terkait kekhawatiran defisit fiskal yang melebihi 3 persen turut mempengaruhi kepercayaan pasar.
“Bank Indonesia tentu masuk pasar untuk menjaga market confidence dengan langkah triple intervention,” kata Edi kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Kuartal III: Sempat Balik ke Rp 15.445 per Dolar AS
Pada kuartal ketiga, rupiah mulai menunjukkan tanda-tanda penguatan. Terutama pada Agustus ketika mencapai Rp 15.455 per USD, level terkuat sepanjang tahun.
Penguatan tersebut berlanjut hingga September di level ke Rp 15.140 per USD.
Kuartal IV: Menutup Tahun di Atas Rp 16.235 per USD
ADVERTISEMENT
Kuartal keempat menandai fluktuasi yang signifikan. Setelah menyentuh Rp 15.698 per USD pada Oktober, rupiah kembali melemah pada November dan Desember. Di November, rupiah bertengger di posisi 15.848 per USD. Pada 16 Desember, rupiah ditutup di level Rp 16.002 per dolar AS.
Kemudian, pada penutupan perdagangan Jumat (27/12) rupiah kembali terdepresiasi 45 poin atau 0,28 persen menjadi Rp 16.235.
Edi Susianto menyebutkan, pelemahan rupiah di Desember didorong oleh data ekonomi AS. Seperti inflasi yang sulit turun, dan eskalasi geopolitik antara China dan Taiwan.
Pergerakan mata uang sepertinya masih didorong oleh sentimen global terutama kondisi ekonomi AS yang dilihat masih cukup resilie," kata Edi.