Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Kembangkan Hidrogen Geologi, Pertamina Tunggu Regulasi Pemerintah
12 Februari 2025 17:23 WIB
·
waktu baca 3 menit![PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Foto: Dok. Pertamina](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01hxkh12qxnn781jqwv6pv61zm.jpg)
ADVERTISEMENT
Subholding Upstream PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menunggu regulasi pemerintah terkait dengan energi baru hidrogen sembari mengembangkan potensinya di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksplorasi PHE Muharram Jaya Panguriseng mengatakan PHE tengah melakukan pengeboran eksplorasi hidrogen geologi (hydrogen geologic) alias gas hidrogen yang terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi.
Muharram menyebutkan, sebelum mengelola potensi hidrogen geologi secara keekonomian, PHE masih menunggu kebijakan pemerintah terkait dengan energi baru yang bersih tersebut.
PHE, kata dia, sudah secara intens berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian ESDM, khususnya Direktur Pembinaan Hulu Migas, untuk membahas regulasi tersebut.
"Jadi, kelihatannya aturannya akan segera keluar. Setelah aturannya keluar, baru kita masuk ke kira-kira ekonomi ini akan seperti apa, karena kan aturan itu pajaknya berapa, pembagiannya seperti apa, baru kita masuk," jelasnya saat Media Gathering PHE 2025, dikutip Rabu (12/2).
ADVERTISEMENT
Meski regulasi tentang hidrogen belum ada, Muharram memastikan PHE terus melakukan pengkajian potensi hidrogen geologi, terutama di wilayah Indonesia bagian timur, agar harta karun tersebut bisa dioptimalisasi oleh PHE.
"Saya enggak mau diambil orang lain, sehingga saya jadikan sebagai senjata bahwa saya sudah punya studi di situ. Jadi, jangan sampai orang lain yang ambil. Harus Pertamina yang ambil, karena Pertamina 100 persen milik bangsa," tegas Muharram.
Muharram menjelaskan, selain gencar mengeruk energi fosil, PHE juga mulai terjun ke pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) melalui proyek hidrogen geologi. Alasannya, karena butuh pengeboran layaknya blok migas yang sudah menjadi keahlian PHE.
Adapun pengeboran eksplorasi hidrogen geologi dilakukan di area East Sulawesi Opholite seluas 1,6 juta hektare. Terdapat batuan ultramafik yang sudah terekspos di Sulawesi Timur yang sudah mengalami proses serpentinisasi dan menghasilkan hidrogen geologi.
ADVERTISEMENT
"Kita akan mencari hidrogen di bawah tanah yang perlu dibor, perlu diidentifikasi, dan ini ilmu baru di dunia, dan kita dapatkan identifikasi di sekitar lengan timur Sulawesi," ungkapnya.
Selanjutnya, kata dia, hidrogen geologi yang sudah diambil dari perut bumi itu nantinya akan dilanjutkan pengelolaannya oleh Pertamina New Renewable Energy (PNRE), yang fokus pada pengembangan EBT.
"PR kami berikutnya adalah melokalisir di mana dia akan dibawa, karena yang kami hitung itu adalah berapa kira-kira gas nitrogen yang dibentuk oleh alam di bawah tanah. Nanti kita jual lewat NRE, tapi bawah tanahnya biar kami, karena ini bawah tanah," jelas Muharram.
Berdasarkan catatan PHE, potensi volume produksi hidrogen mencapai 482 TCF di Sumur AOI-1 (Poso-Ampana) dan 55 TCF di Sumur AOI-2 (Bahodopi).
ADVERTISEMENT
Setelah itu, para pimpinan PHE sudah memberikan dukungan penuh untuk menjadikan hidrogen geologi sebagai bisnis baru. Kemudian, PHE telah mengajukan Surat ke Ditjen Migas pada 8 Oktober 2024 lalu, di mana PHE meminta agar diprioritaskan melakukan eksplorasi hidrogen di Sumur AOI-2 Sulawesi Timur.