Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
ADVERTISEMENT
Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) tengah melakukan kunjungan ke salah satu pabrik furnitur di Vietnam, Minh Duong Furniture Corporation, Senin (25/11).
ADVERTISEMENT
Perusahaan yang didirikan pada tahun 2002 ini telah sukses melakukan ekspor ke berbagai negara seperti Amerika Serikat (AS), United Kingdom (UK), Australia dan beberapa negara Eropa lainnya.
Sekretaris Jenderal Himki Abdul Sobur mengatakan, tujuan utama dalam kunjungan ini yaitu mempelajari bagaimana industri furnitur di Vietnam mampu melakukan eskpor dengan nilai cukup besar dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2018, sektor furnitur Vietnam mencapai USD 9 miliar. Angka ini jauh dibanding realisasi ekspor sektor furnitur Indonesia yang hanya USD 1,7 miliar pada tahun yang sama.
"Pada kunjungan kali ini bukan sekadar kunjungan. Kami ingin mempelajari bagaimana industri furnitur di Vietnam sangat maju. Banyak pabrik dari China relokasi pabrik ke sini. Termasuk juga regulasi-regulasi dukungan dari pemerintah setempat," katanya saat ditemui di Ho Chi Min City, Vietnam.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Sobur mengungkapkan, Vietnam menjadi satu-satunya produsen furnitur terbesar di Asia Tenggara atau nomor tujuh di dunia.
Sementara itu, Business Development Director Minh Duong Furniture Corporation Tracy Tue Duong mengatakan, pihaknya mengaku selama ini pemerintah Vietnam telah memberikan kemudahan regulasi kepada para pelaku usaha. Kemudahan regulasi ini salah satunya terbukti dari adanya relokasi pabrik-pabrik furnitur dari China ke Vietnam.
"Banyak pabrik dari China yang pindah ke sini. Karena masalah ongkos pekerja kita masih kompetitif," imbuhnya.
Selain itu, wanita yang juga bagian dari Member Eksekutif Asosiasi Kerajinan Tangan dan Produk Kayu Kota Ho Chi Min (Handy Craft and Wood Product) ini turut mengakui bahwa pemerintah telah membuka peluang investasi sebaik-baiknya termasuk pemerintah daerah jika hal tersebut memang menguntungkan.
"Kami tidak membuat (aturan) yang merugikan investor. Kami memberikan sesuatu yang sangat fleksibel untuk investasi asing. Kemudian tergantung pada lokasi atau daerah di mana dia akan menginvestasikan, maka ketika kalian bisa memberikan pekerjaan untuk masyarakat lokal mereka akan sangat melayani (investor). Seperti, membangun pabrik karena mereka akan memberikan pekerjaan bagi masyarakat lokal," katanya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan Himki, China menjadi produsen furnitur terbesar dengan nilai produksi mencapai USD 192 miliar, lalu Amerika Serikat (AS) sebesar USD 64 miliar, disusul Jerman USD 22 miliar, Italia USD 20 miliar, India USD 16 miliar, Polandia USD 15 miliar sepanjang tahun 2018.