Kemendag Ajak Pengusaha Jatim Garap Peluang Pasar Nontradisional

19 Februari 2024 18:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Elektronika, otomotif, udang, kopi, minyak kelapa sawit, kakao, karet dan produk karet, tekstil, alas kaki, dan furnitur jadi produk terlaris di pasar global. Foto: PatrikV/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Elektronika, otomotif, udang, kopi, minyak kelapa sawit, kakao, karet dan produk karet, tekstil, alas kaki, dan furnitur jadi produk terlaris di pasar global. Foto: PatrikV/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) mengajak para pelaku usaha Jawa Timur untuk semakin giat meningkatkan ekspor pada 2024. Salah satunya dengan menggarap peluang pasar nontradisional secara maksimal.
ADVERTISEMENT
Kemendag pun memberikan sejumlah strategi memperkuat kinerja ekspor melalui diversifikasi produk, peningkatan kualitas produk, dan perluasan pasar ekspor ke negara-negara nontradisional.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal PEN Kemendag Didi Sumedi dalam Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion/FGD) dengan tema “Penjajakan Diversifikasi Pasar Asia, Afrika, dan Pasifik” di Surabaya. Kegiatan tersebut turut dihadiri perwakilan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, Export Center Surabaya, serta asosiasi dan pelaku usaha berskala kecil, menengah, maupun besar di Jawa Timur.
"Kementerian Perdagangan menekankan pentingnya perluasan pasar ekspor ke negara-negara nontradisional yang prospektif. Diversifikasi pasar merupakan salah satu kunci sukses dalam meningkatkan ekspor. Kita harus terus menjajaki pasar ekspor baru, khususnya di negara-negara yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi tinggi," kata Didi.
Elektronika, otomotif, udang, kopi, minyak kelapa sawit, kakao, karet dan produk karet, tekstil, alas kaki, dan furnitur jadi produk terlaris di pasar global. Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Didi menambahkan, kegiatan FGD yang digelar kali ini menjadi wadah duduk bersama antara pemerintah dan pelaku usaha untuk menentukan pasar-pasar nontradisional prospektif sebagai target penetrasi ke pasar-pasar ekspor baru bagi para pelaku usaha, khususnya pasar di wilayah Asia, Afrika, dan Pasifik.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perekonomian global tengah menghadapi berbagai tantangan antara lain ketidakpastian geopolitik, fluktuasi harga komoditas, konflik di berbagai belahan dunia, ketegangan perdagangan antarnegara besar, hingga perubahan kebijakan ekonomi global. Semuanya memiliki dampak langsung maupun tidak langsung terhadap ekonomi Indonesia.
Namun, di tengah ketidakpastian itu, Indonesia terus berupaya untuk memperkuat posisi ekonominya, termasuk melalui peningkatan ekspor.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD 36,93 miliar sepanjang 2023. Nilai ekspor Indonesia pada periode Januari–Desember 2023 mencapai USD 258,82 miliar, sedangkan nilai impor sebesar USD 221,89 miliar. Ada tiga provinsi dengan kontribusi ekspor terbesar, yaitu Kalimantan Timur (10,48 persen), Jawa Barat (15,07 persen), dan Jawa Timur (8,5 persen).
ADVERTISEMENT
Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kemendag Arief Wibisono menambahkan, salah satu peran Kemendag adalah mengembangkan pasar tujuan ekspor. Terdapat beberapa negara prospektif yang berpotensi bagi pelaku usaha untuk dapat mengembangkan pasar ekspor mereka.
Elektronika, otomotif, udang, kopi, minyak kelapa sawit, kakao, karet dan produk karet, tekstil, alas kaki, dan furnitur jadi produk terlaris di pasar global. Foto: Yogie Hizkia/Shutterstock
"Hasil analisis potensi pasar di kawasan Asia, Afrika, dan Pasifik menunjukkan negara-negara tujuan ekspor potensial antara lain India, Pakistan, Nigeria, Afrika Selatan, Kenya, Libya, dan Persatuan Emirat Arab. Kriteria yang digunakan untuk menentukan potensi negara-negara tersebut adalah potensi pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk, kestabilan geopolitik, dan penghubung ekspor ke negara lain," ungkap Arief.
Kemendag berkomitmen untuk terus memberikan dukungan penuh kepada para eksportir Indonesia melalui berbagai program dan inisiatif. Program-program pengembangan ekspor tersebut di antaranya pelatihan ekspor, pendampingan sertifikasi, misi dagang, dan pameran luar negeri.
ADVERTISEMENT
Pelaku usaha juga didorong untuk terus aktif dalam berkomunikasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak demi mengembangkan pasar ekspor, khususnya ke negara-negara nontradisional yang prospektif.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (DPP GPEI), Toto Dirgantoro menyampaikan dalam FGD, Indonesia mempunyai setidaknya sepuluh jenis produk unggulan yang memainkan peran penting dalam perdagangan global. Kesepuluh produk tersebut adalah elektronika, otomotif, udang, kopi, minyak kelapa sawit, kakao, karet dan produk karet, tekstil, alas kaki, dan furnitur.
"Kami melihat ada beberapa solusi yang dapat digunakan untuk mengembangkan pasar ekspor. Pertama, melihat lebih detail produk dalam perjanjian perdagangan bilateral maupun multilateral. Kedua, membuka peluang pasar di kawasan Amerika Latin dan Afrika. Ketiga, bekerja sama lebih intensif dengan perwakilan perdagangan di negara tujuan ekspor," kata Toto.
ADVERTISEMENT
"Keempat, memaksimalkan Export Center Surabaya sebagai kepanjangan tangan Kemendag untuk mencari pembeli potensial, serta informasi pelatihan, bimbingan, dan penyuluhan tata cara ekspor," tambahnya.