Kemendag Fasilitasi UKM Semarang Promosi Produk di Rapat Kerja 2024

22 Februari 2024 16:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Batik Anindya hasil karya para difabel Semarang. Foto: Instagram/@anindya_batik
zoom-in-whitePerbesar
Batik Anindya hasil karya para difabel Semarang. Foto: Instagram/@anindya_batik
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya mendukung Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Saat Rapat Kerja Kemendag 2024 yang diselenggarakan pada 20–21 Februari 2024, 16 UKM potensial asal Semarang diberi kesempatan tampil untuk mempromosikan produk mereka. Produknya beragam mulai dari kriya, fesyen, kopi, pangan, hingga motor listrik.
ADVERTISEMENT
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Isy Karim mengatakan, Kemendag melalui Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri turut membina dan memberdayakan UKM.
“Pembinaan yang intens terhadap kualitas produk dan kemasan, serta pemasaran produk UKM, penting untuk melejitkan kompetensi dan daya saing UKM karena UKM adalah salah satu pilar pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujarnya.
Salah satu UKM yang menampilkan produk fesyen dalam Raker Kemendag 2024 adalah Batik Anindya. Mereka memproduksi batik tulis dan memberdayakan difabel dalam proses produksi.
Pemilik Batik Anindya, Lisa Farida, merasa bersyukur karena ia dapat berpartisipasi di Pameran Mini Expo Produk UKM. Melalui keikutsertaan tersebut semakin banyak pembeli mengenal Batik Anindya dan pemberdayaan difabelnya.
“Penjualan hari ini alhamdulillah, semakin banyak pembeli yang mengetahui (hasil karya) difabel. Jadi begitu mau beli satu, tahu kalau karyawannya difabel jadinya beli tiga,” jelas Lisa.
ADVERTISEMENT
Batik Anindya mempekerjakan setidaknya sebelas orang karyawan difabel. Produk-produk mereka dijual dengan range harga Rp 250 ribu hingga Rp 800 ribu per potong. Jenis yang dimiliki pun beragam, mulai dari batik tulis, batik cap, dan kain tenun.
Batik tulis menjadi jenis dengan harga jual paling tinggi. Batik Anindya juga mempromosikan produknya melalui media sosial Instagram @anindya_batik. Produk-produk mereka ternyata telah merambah pasar internasional. Menurut Lisa, mereknya telah dijual sampai ke Korea Selatan dan Jepang melalui pihak ketiga.
Meski demikian, masih ada kendala produksi dalam pembuatan batik, seperti hasil produksi sedikit dengan waktu yang lama. Kendala proses pemaparan secara daring pun dialami. Karenanya, Lisa berharap Kemendag bisa membantu memperkenalkan produk UKM melalui keikutsertaan di berbagai ajang pameran.
ADVERTISEMENT
“Batik Anindya merupakan produk terbatas. Maka, detail-detail seperti desain, pola jahit, dan penyelesaiannya harus rapi. Oleh karena itu, prosesnya lebih lama daripada konveksi. Harapan Kami pada Kemendag adalah bantuan fasilitasi pada pameran-pameran seperti ini. Tempat produksi kami masih mengontrak, barangkali ada perumahan mangkrak yang bisa menjadi wadah kami untuk tetap membina teman-teman difabel,” ungkap Lisa.
Dalam memberdayakan para difabel, Lisa berharap bisa menjalani sisa hidupnya sebagai seseorang yang bermanfaat.
“Dulu saya kerja di perusahaan multinasional. Saya ingin sisa hidup saya bermanfaat di jalan Allah SWT,” pungkasnya.