Kemendag Minta UMKM Penuhi Kebutuhan Domestik, Setelah Itu Baru Ekspor

21 Mei 2022 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Baazar sejumlah UMKM dalam acara G20 Empower di Royal Ambarukmo, Sleman, Yogyakarta, Rabu (18/5/2022). Foto: Galang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Baazar sejumlah UMKM dalam acara G20 Empower di Royal Ambarukmo, Sleman, Yogyakarta, Rabu (18/5/2022). Foto: Galang/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Perdagangan (Kemendag) meminta produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Pasalnya, banyak negara luar berlomba untuk menjual produk mereka ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Direktur Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Kemendag, Ida Rustini, mengatakan setelah produk atau kebutuhan pasar dalam negeri terpenuhi, Kemendag akan membantu UMKM untuk melakukan ekspor.
"Kita merupakan pasar yang sangat seksi, orang melirik ke kita. Ngapain dulu kita ekspor, sementara orang lain berlomba untuk berjualan di Indonesia. Tapi kalau kebutuhan domestik sudah terpenuhi oke kita bantu ekspor dan dibantu oleh semua kementerian dan lembaga," ujar Ida saat webinar di Belitung, Sabtu (21/5).
Setidaknya dari 224 UMKM yang ada di Kepulauan Bangka Belitung, Kemendag telah membantu sebanyak 30 UMKM untuk melakukan re-branding. Tidak hanya itu saja, Kemendag melakukan kerja sama dengan Markplus untuk mempromosikan UMKM Bangka Belitung ke Jakarta.
"Jangan jago kandang, promosi itu harus keluar. Kalau di sini orang sudah tahu, kalau di Jakarta wah barangnya tepat sasaran, karena banyak orang yang membeli," ungkap Ida.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut, kata Ida, sebagai upaya mempersiapkan produk UMKM di dalam negeri agar siap untuk di ekspor. Selain itu, ada beragam upaya yang dilakukan Kemendag untuk membantu produk UMKM lokal mulai dari produksi sampai dijual.
Upaya pertama, memperhatikan setiap produk UMKM di Belitung yang akan dipromosikan. Sebab, produk yang bagus diminati oleh masyarakat Indonesia dan luar negeri.
"Jangan sampai kita menjual ekspor produk ke negara yang negara itu tidak minati," kata Ida.
Untuk itu, para pelaku UMKM perlu mempelajari market intelligent (MI) yang saat ini bisa didapatkan dari mana saja. MI membantu dalam pengembangan pemasaran produk.
Upaya kedua adalah memperhatikan kualitas produk. Misalnya, di Belitung terkenal dengan hasil olahan ikannya, seperti kerupuk ikan dan kerupuk cumi.
ADVERTISEMENT
Ida mengatakan, usai mencoba produk tersebut terlihat perbedaan standar antara setiap UMKM. Ada yang kelebihan penyedap rasa, ada yang kurang cita rasanya dan yang paling parah ditemukan Ida masih ada bau amis yang terasa.
"Nah itu yang kita Kemendag coba untuk menstandarkan rasa dari kerupuk ini," kata Ida.
Ilustrasi UMKM Binaan BRI Foto: Dok. BRI
Kemendag juga mendatangkan beberapa pakar baik itu dari ahli makanan mupun ahli kemasan. Untuk ahli makanan sendiri agar cita rasa dari kerupuk yang ada di Belitung memiliki rasa yang sama enaknya. Sedangkan, sisi kemasan agar kerupuk tidak mudah remuk.
Setelah kemasan bagus, upaya ketiga mengurus izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) untuk memperoleh sertifikasi. Hal ini untuk memenuhi syarat dan standar keamanan tertentu dalam rangka produksi dan peredaran produk pangan.
ADVERTISEMENT
Keempat adalah pemberian sertifikasi halal untuk memastikan bahan baku tidak mengandung produk hewani yang tidak halal. Tidak hanya makanan dan minuman saja yang haru memiliki label halal, saat ini barang seperti kulkas sudah ditandai label halal.
Adapun, kelima adalah pemberian sertifikasi hak kekayaan intelektual (HAKI). Ida menuturkan, pemberian HAKI untuk menjauhkan produk UMKM dari plagiasi sehingga inovasi dan kreativitas semakin berkembang di antara pelaku UMKM.
Setelah itu, yang keenam adalah sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Di sini, SDM tidak hanya untuk menjual produk, akan tetapi melakukan pencatatan laporan keuangan untuk membantu mengetahui pemasukan dan pengeluaran.
Kemendag juga melakukan peningkatan akses pasar, hal ini sebagai upaya ketujuh untuk membantu mempromosikan UMKM. Ida menyebutkan bahwa saat ini Kemendag telah bekerja sama dengan seluruh hotel di Indonesia dalam mempergunakan produk dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Ida memberikan contoh bahwa sendal yang digunakan dalam hotel adalah produk dalam negeri. Tidak hanya sendal, buah juga menjadi perhatian Kemendag untuk memanfaatkan buah-buahan yang ada di Indonesia mulai dari mengganti buah menjadi Apel Malang dan Manalagi, Salak Pondoh dan sebagainya.
"Kemendag itu (membantu) mulai dari produk sampai peningkatan pasar," tutur Ida.