Kemendag: Sudah Ada Teknologi Penyimpanan Cabai, Inflasi Bisa Terkendali

1 September 2022 13:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja memetik cabai merah saat panen di kawasan perkebunan cabai Desa Suak Timah, Samatiga, Aceh Barat, Aceh. Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja memetik cabai merah saat panen di kawasan perkebunan cabai Desa Suak Timah, Samatiga, Aceh Barat, Aceh. Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
ADVERTISEMENT
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan ada temuan teknologi penyimpanan komoditas pangan hortikultura. Teknologi ini dinilai bisa menjadi solusi agar komoditas pangan tak lagi menjadi beban inflasi.
ADVERTISEMENT
Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Syailendra, mengatakan sepanjang Januari-Juli 2022, BPS mencatat andil inflasi terbesar berasal dari komoditas pangan, yakni cabai merah (0,41 persen) dan bawang merah (0,30 persen).
"Ada teknologi pasca panen di Salatiga dan Boyolali, yakni teknologi D’Ozone. Itu bisa menahan cabai segar antara 20-40 hari kira-kira. Ini dalam keadaan segar dan bukan hanya cabai," ujar Syailendra kepada kumparan, Rabu (31/8).
Syailendra mengaku sudah menyarankan teknologi ini kepada Badan Pangan Nasional (Bapanas). Menurut dia, teknologi ini patut dicoba agar inflasi bisa terkendali.
"Hulu dan hilir mereka (Bapanas) yang pegang. Coba cek dan buktikan saja. Jangan sampai kita menyerah dengan keadaan alam yang sudah bertahun-tahun terjadi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Solusi yang Belum Dipakai
Guru Besar Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro (Undip), Muhammad Nur, sekaligus sebagai penemu teknologi D’Ozone mengatakan bahwa penemuannya ini dapat menjadi solusi agar komoditas hortikultura khususnya cabai dan bawang tidak lagi menjadi penyumbang inflasi.
Pekerja memetik cabai merah saat panen di kawasan perkebunan cabai Desa Suak Timah, Samatiga, Aceh Barat, Aceh. Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Teknologi yang telah selesai sejak tahun 2016 itu menurutnya dapat menyimpan cabai 1-2 bulan dengan kapasitas cabai 5-25 ton (sesuai dengan kapasitas yang dipakai).
"Kalau mau disimpan sebulan tenang aja, tahan sebulan hingga dua bulan. Ini sangat-sangat segar seperti baru dipetik," tuturnya.
Tidak hanya cabai, menurut Nur, teknologi ini juga bisa digunakan untuk lebih dari 50 varian sayuran organik mulai dari sayur daun, bunga, buah, umbi, sayur salad, dan herba (herbs) yang telah tersertifikasi organik.
ADVERTISEMENT
Nur lalu berharap agar pemerintah dapat bergerak untuk menggunakan teknologi ini sebagai solusi untuk menyelamatkan komoditas hortikultura.
"Saya berharap pemerintah bisa ambil itu, ini dapat selamatkan rupiah, bayangkan inflasi terbesar dari cabai, ini kita berjuang untuk masyarakat," ujarnya.