Kemendag Tegaskan Swasembada Pangan Prioritas Prabowo, Lumbung Pangan Disiapkan

17 Oktober 2024 19:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Panen raya padi di Food Estate Pulang Pisau. Foto: Kementan
zoom-in-whitePerbesar
Panen raya padi di Food Estate Pulang Pisau. Foto: Kementan
ADVERTISEMENT
Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan swasembada pangan menjadi program prioritas Presiden terpilih Prabowo Subianto. Prabowo menargetkan swasembada tersebut bisa dicapai pada 2028.
ADVERTISEMENT
Untuk mewujudkan target tersebut, saat ini lokasi lumbung pangan atau food estate sudah disiapkan.
"Swasembada pangan ini kan menjadi prioritas Presiden terpilih sehingga sudah disiapkan lokasi untuk menjadi lumbung pangan kita, ya mudah-mudahan itu bisa dilaksanakan," kata Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag, Fajarini Puntodewi, dalam Gambir Trade Talk di Jakarta, Kamis (17/10).
Di tengah upaya swasembada pangan tersebut, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia masih melakukan impor beras. Hingga kuartal III 2024, volume beras tercatat mencapai 3,23 juta ton. Nilai tersebut tumbuh 80,68 persen secara kumulatif, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 1,78 juta ton.
Fajarini menilai Indonesia masih melakukan impor beras karena untuk saat ini produksi dalam negeri belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Sehingga impor beras ini dinilai diperlukan.
ADVERTISEMENT
"Karena kan kebutuhan, secara data kurang. Impor itu tentu diperlukan kalau kebutuhan dalam negeri masih kurang. Karena kalau misalnya itu tidak ada, ya yang terjadi fluktuasi harga, kemudian berasnya juga berkurang," kata Fajarini.
Meski demikian, sektor pertanian memiliki kontribusi sebesar 13,78 persen yang merupakan kontribusi terbesar kedua terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada kuartal II 2024 dengan pertumbuhan sebesar 3,25 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Sementara industri pengolahan unggul dengan kontribusi sebesar 18,52 persen terhadap PDB nasional dengan pertumbuhan 3,95 persen yoy.
"Ini merupakan langkah yang positif ya kita tentu optimis bahwa sektor pertanian ini bisa menjadi andalan Indonesia baik untuk menumbuhkan perekonomian nasional dan meningkatkan devisa kita," tutur Fajarini.
ADVERTISEMENT