Kemenhub Kaji Konsesi Kereta Cepat Jakarta-Bandung Diperpanjang Jadi 80 Tahun

15 Februari 2023 16:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rangkaian comprehensive inspection train (CIT) Kereta Cepat menjalani persiapan untuk uji coba dinamis di jalur Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (15/11/2022). Foto: Novrian Arbi/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Rangkaian comprehensive inspection train (CIT) Kereta Cepat menjalani persiapan untuk uji coba dinamis di jalur Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (15/11/2022). Foto: Novrian Arbi/Antara Foto
ADVERTISEMENT
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) meminta agar masa konsesi atau waktu operasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) ditambah menjadi 80 tahun. Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati mengatakan, pihaknya masih menunggu KCIC menyerahkan data-data yang akan menjadi pertimbangan untuk mengabulkan permintaan perpanjangan konsesi.
ADVERTISEMENT
"Kalau konsesi ini kan harus melakukan kajian dan dasarnya data-data, harus di-submit pihak KCIC," kata Adita saat ditemui di Gedung DPR RI, Rabu (15/2).
Adita mengungkap, informasi yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub, pihak KCIC belum melengkapi data-datanya. "Ini yang kami tunggu," tegasnya.
Kementerian Perhubungan sendiri tidak memberikan tenggat waktu, namun Adita mengatakan ingin data-data tersebut segera diberikan oleh KCIC. "Kita ingin secepatnya, cuma kita sudah sering dorong KCIC lakukan submission datanya," pungkas dia.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Dwiyana Slamet Riyadi mengungkapkan alasan mengapa pihaknya ingin masa konsesi diperpanjang hingga 80 tahun dari kontrak awalnya hanya 30 tahun.
Dwiyana menyebut, adanya perubahan asumsi investasi menjadi salah satu hal yang krusial kenapa masa konsesi Kereta Cepat ini harus diperpanjang.
ADVERTISEMENT
“Kondisi banyak kondisi di lapangan di proyek yang sudah berubah, jadi indikator investasi banyak berubah, termasuk yang paling krusial adalah demand forecast-nya,” ungkapnya.
Setelah dilakukan evaluasi, data terkini mencatat demand forecast atau target permintaan dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini menurun menjadi 29.000 dari target awal yang mencapai 60.000.
Tak hanya mengenai target permintaan, tapi target pendapatan juga menjadi faktor perpanjangan konsesi. Awalnya, salah satu penyumbang pendapatan Kereta Cepat adalah proyek Transit Oriented Development (TOD).
Namun, saat ini proyek TOD itu ditunda dulu dengan alasan fokus untuk pembangunan konstruksi Kereta Cepat. “Belum lagi ada kendala dari setoran modal PTPN VIII yang berbentuk lahan tapi tidak disetujui oleh pemegang saham, karena perlu dimonetisasi tapi waktunya tidak cukup,” jelas Dwiyana.
ADVERTISEMENT