Kemenhub: Stasiun Karet Belum Pasti Ditutup

8 Januari 2025 15:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Stasiun Karet, Jakarta. Foto: Aliya R Putri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Stasiun Karet, Jakarta. Foto: Aliya R Putri/kumparan
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Risal Wasal menegaskan Stasiun Karet belum pasti ditutup. Saat ini proses pengkajian masih terus berlangsung.
ADVERTISEMENT
“Belum (pasti ditutup). Masih dikaji. Definisi tutup itu kan kita belum clear,” jelas Risal ketika ditemui di Kantor Kemenko Infrastruktur, Jakarta Pusat pada Rabu (8/1).
Risal bilang kajian mengenai keputusan penutupan Stasiun Karet masih mempertimbangkan kemudahan akses transportasi bagi masyarakat.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap Stasiun KRL Karet akan ditutup tahun ini. Keputusan itu merupakan usaha melancarkan konektivitas antar stasiun yang saling berdekatan.
Stasiun Karet saat ini memiliki jarak yang berdekatan dengan Stasiun KRL sekaligus Stasiun Kereta Bandara BNI City dan Stasiun Sudirman. Karena itu, Erick menilai keberadaan Stasiun Karet tak lagi efektif untuk naik-turun penumpang.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Risal Wasal. Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
“Yang dibilang kan, bagaimana kita membangun ekosistem stasiun ini. Mungkin di Karet ditutup,” kata Erick kepada wartawan di Stasiun BNI City, Jakarta, Rabu (1/1) dikutip Kamis (2/1).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Wacana penutupan Stasiun Karet yang tengah ramai dibicarakan memicu reaksi beragam dari pengguna KRL. Khususnya KRL Mania, komunitas pengguna KRL yang selama ini vokal menyuarakan kebutuhan dan aspirasi penumpang kereta di Jabodetabek.
Stasiun yang menjadi penghubung kawasan strategis dan terintegrasi dengan banyak moda itu kini direncanakan akan ditutup untuk melancarkan konektivitas antar stasiun.
Aris Dhanu, seorang pengguna setia KRL, mengungkapkan penutupan Stasiun Karet akan berdampak langsung pada efisiensi ketika berpindah moda transportasi. Dia mengaku harus jalan jauh jika ingin menggunakan Jaklingko atau Transjakarta. Jarak tambahan ini tidak hanya meningkatkan waktu tempuh, tetapi juga berpotensi memperburuk kenyamanan perjalanan harian para komuter.
"Penumpang kereta yang ingin berpindah moda ke Mikrotrans Jak 48A/Jak 08/Jak 09, mikrolet 44, Transjakarta 6K/8C jadi harus berjalan lebih jauh," ujar Aris.
ADVERTISEMENT
Anggota KRL Mania, Fathin, menekankan peran Stasiun Karet sebagai penghubung vital bagi kawasan perkantoran. Dia menduga, penutupan stasiun dilakukan untuk memperlancar kereta bandara.