Kemenhub Tak Masalah Ada Tambahan Impor KRL China Imbas Produksi INKA Terbatas

21 Juli 2024 15:29 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Risal Wasal, usai acara Jumpa Pers Akhir Tahun Kementerian Perhubungan di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta pada Rabu (20/12/2023). Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Risal Wasal, usai acara Jumpa Pers Akhir Tahun Kementerian Perhubungan di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta pada Rabu (20/12/2023). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) buka suara terkait keterbatasan produksi dan peremajaan trainset KRL oleh PT INKA (Persero). Kondisi itu membuat PT KAI (Persero) harus menambah jumlah KRL yang diimpor dari China.
ADVERTISEMENT
Imbas terbatasnya produksi, INKA belum bisa memenuhi secara maksimal pesanan KRL Jabodetabek dari KAI. INKA baru akan mengirimkan 12 trainset baru, dari total 16 trainset, di semester II 2025. Sebanyak 4 trainset sisanya baru akan selesai 2026, dan 8 trainset di 2027.
Selain itu, INKA juga hanya bisa memenuhi 2 peremajaan atau retrofit trainset KRL, dari kesepakatan sebanyak 19 trainset di semester II 2025. Dengan kekurangan tersebut, PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI akan menambah impor KRL dari China sebanyak 8 trainset.
Dengan tambahan tersebut, Direktur Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub, Risal Wasal, mengatakan total trainset KRL yang akan diimpor oleh KAI melalui PT KCI yakni 11 trainset.
Sejumlah penumpang turun dari gerbong kereta rel listrik (KRL) Commuterline Jabodetabek di Stasiun KA Jakarta Kota, Jakarta, Senin (24/4/2023). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
"INKA siap untuk produksi 2 KRL, makanya KCI menambah dari China jadi 11," kata Risal saat ditemui di Kota Tua Jakarta, Minggu (21/7).
ADVERTISEMENT
Risal memastikan Kemenhub tidak masalah jika akhirnya KCI harus menambah impor KRL dari China. Dia hanya meminta agar pelayanan masyarakat tidak terhambat karena keterbatasan armada.
"Enggak (masalah), kita yang penting masyarakatnya terlayani dan semua kereta yang masuk ke Indonesia teruji dan tersertifikasi hingga dinyatakan laik karena berkaitan dengan keselamatan," ungkap Risal.
Selain itu, Risal memberikan arahan kepada KAI agar terus memenuhi kebutuhan kereta api untuk masyarakat, khususnya di Jabodetabek.
"Pada saat ternyata ada keterbatasan, mereka berupaya untuk mengadakan yang terbaru dari pihak lain," tutur Risal.
Sebelumnya, Direktur Utama INKA, Eko Purwanto, mengatakan perusahaan mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 976 miliar di tahun 2025 untuk penambahan kapasitas produksi sarana kereta api dalam negeri.
ADVERTISEMENT
"Kapasitas INKA saat ini sebelum ada PMN untuk kereta penggerak hanya di pabrik Madiun sebanyak 40 car per tahun," ungkap Eko saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR, Selasa (9/7).
Eko mengungkapkan lesunya produktivitas INKA yaitu disebabkan penuhnya kapasitas pabrik Madiun seluas 22 hektare dengan pesanan KAI dan mesin-mesin yang mayoritas tua.
Rinciannya, 448 mesin atau 35 persen berusia 26-50 tahun, 442 mesin atau 35 persen berusia 1-10 tahun, 341 atau 27 persen berusia 11-25 tahun, dan 32 mesin atau 3 persen berusia di atas 51 tahun.
"Mesin-mesin yang kami gunakan untuk produksi, 40 persen usianya di atas 25 tahun dan ada beberapa mesin sudah di atas 50 tahun," jelas Eko.
ADVERTISEMENT
Dengan PMN tersebut, lanjut dia, INKA juga berencana menyelesaikan pembangunan pabrik baru di Banyuwangi, Jawa Timur. Dia berharap pabrik tersebut rampung di semester II 2025.