Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kemenkeu Beberkan Strategi Penarikan Utang Kemenkeu untuk 2024
2 Januari 2024 19:18 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dari sisi pemenuhan pembiayaan misalnya, pemerintah memiliki fleksibilitas juga opportunistic approach, melihat perkembangan dinamika pasar dan kebutuhan pembelian APBN dan posisi kas dari pemerintah.
Lalu dari sisi penerbitan surat berharga negara (SBN), domestik, menurutnya pemerintah selalu melakukan lelang secara reguler setiap hari Selasa.
“Dalam penerbitan SBN domestik ini kami betul-betul melihat potensi pasar domestik serta daya serap atau kapasitas dari market domestik, sehingga dari sisi timing penerbitannya maupun dari sisi size-nya akan kami sesuaikan kondisi dan juga kapasitas dari market,” jelas Suminto dalam rilis APBN Kita di Kantor Kemenkeu Jakarta pada Selasa (2/1).
Hal ini lah menurut Suminto, yang membuat Kemenkeu akan mengumumkan target penerbitan SBN melalui lelang setiap kuartal atau setiap 3 bulan sekali. Sehingga sesuai dengan pasar, kebutuhan juga strategi investor.
“Kemudian dari segi SBN ritel akan kami dorong di tahun ini penerbitan SBN ritel cukup tinggi dan itu memang sejalan dengan strategi pemerintah dan juga otoritas dalam terus mendukung pengembangan pasar domestik dan juga pendalaman pasar termasuk dari sisi diversifikasi instrumen bagi investor,” tambah Suminto.
ADVERTISEMENT
Sementara dari sisi utang valas, strateginya bersifat komplementer, termasuk dalam rangka meminimalisir crowding audit pasar domestik.
Lalu dari sisi pinjaman luar negeri, Suminto mengklaim, pihaknya akan mengupayakan kegiatan kegiatan prioritas juga kegiatan-kegiatan produktif yang dapat memberikan nilai tambah. Sehingga mendukung transformasi ekonomi.
Terakhir, dari sisi saldo anggaran lebih (SAL), Suminto bilang, sudah ditetapkan sebesar Rp 51,34 triliun pada APBN 2024. “Namun tentunya nanti akan kita sesuaikan dengan perkembangan pelaksanaan APBN 2024, termasuk tentunya dari sisi perkembangan kebutuhan pembiayaannya,” tutup Suminto.