Kemenkeu Mulai Bahas Tambahan Modal untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung

12 Agustus 2022 17:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebesar Rp 4,1 triliun untuk keperluan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), masih dalam proses pembahasan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut diungkapkan Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam dan Kekayaan Negara Dipisahkan, Kurnia Chairi. Menurut dia, pemerintah pada dasarnya sudah mengambil keputusan.
"Untuk KCJB masalah apakah itu nanti akan dialokasikan, sepertinya sudah ada keputusan dari pemerintah dari perpres-perpres yang ada dapat memberikan dukungan kepada konsorsium BUMN melalui PT KAI," ungkapnya saat Bincang DJKN dan DJA, Jumat (12/8).
Meski begitu, Kurnia tidak dapat membeberkan lebih jauh kapan suntikan modal melalui PMN ini akan dicairkan.
"Lalu kapan? Ini sedang kita bahas nanti apabila ada progres dari keputusan pemerintah terhadap KCIC akan kita sampaikan berikutnya," tandasnya.
Sebelumnya, proyek KCJB yang digarap BUMN dan perusahaan China kembali mendapatkan kucuran Rp 4,1 triliun melalui PMN. Tambahan modal tersebut merupakan usulan Menteri BUMN Erick Thohir dan sudah mendapatkan restu dari Komisi VI DPR RI di awal Juli 2022 lalu.
Pekerja berjalan ditengah rel pada proyek pembangunan Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung di Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (18/7/2022). Foto: Raisan Al Farisi/Antara Foto
Kucuran modal tersebut akan diberikan pemerintah ke PT KAI sebagai operator dari proyek ini. Sebagai pihak yang mengusulkan agar KAI kembali mendapatkan modal dari negara untuk proyek ini, Erick Thohir membeberkan alasannya.
ADVERTISEMENT
Menurut Erick, di tengah kondisi ekonomi global saat ini membuat harga material infrastruktur seperti besi dan baja melonjak tinggi. Dia menilai proyek-proyek infrastruktur membutuhkan dana jumbo agar bisa terselesaikan, sekaligus menjadi peluang investasi baru.
"Harga pembangunan infrastruktur yang sudah dilakukan sebelumnya sama hari ini lebih mahal karena harga besi dan macam-macam naik bisa lebih dari 40-100 persen," jelasnya kepada wartawan di Gedung DPR, Senin (4/7).
Dengan kondisi tersebut artinya KCJB yang sedang dibangun di Indonesia bersama konsorsium China ini harus menghitung kembali berapa dana proyek yang dibutuhkan saat ini.