Kemenkeu Targetkan Penjualan Obligasi Ritel ORI020 Tembus Rp 15 T

4 Oktober 2021 15:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPRR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kembali meluncurkan Obligasi Negara Ritel (ORI) atau surat utang seri terbarunya, yaitu ORI020, per Senin (4/10). Foto: Dok. YouTube DJPPR Kemenkeu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPRR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kembali meluncurkan Obligasi Negara Ritel (ORI) atau surat utang seri terbarunya, yaitu ORI020, per Senin (4/10). Foto: Dok. YouTube DJPPR Kemenkeu/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memasang target penjualan obligasi negara ritel (ORI) seri ORI020 mencapai Rp 15 triliun. Target ini turun jika dibandingkan dengan seri sebelumnya seperti ORI019 yang mencapai Rp 27 triliun.
ADVERTISEMENT
Pemerintah hari ini resmi menawarkan ORI0202 sebagai Surat Berharga Negara (SBN) ritel dengan sifat yang dapat diperdagangkan kembali atau tradable. Masa penjualan hanya akan berlangsung hingga 21 Oktober 2021.
Direktur Jenderal Pengelolaan, Pembiayaan, dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman mengkonfirmasi target penjualan ORI020 sebesar Rp 15 triliun. "Betul (target Rp 15 triliun)," kata Luky kepada kumparan, Senin (4/10).
Dalam acara Virtual Launching ORI020, Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan menyatakan bahwa pemerintah memang sengaja menurunkan target. Hal ini karena pihaknya melihat ledakan alokasi kuota SBN ORI019 dan SR015, sehingga kini Kemenkeu harus membatasi kuota untuk ORI020.
“Jadi sebenarnya bukan menurunkan, kita sudah punya target selama satu tahun berapa penjualan SBN ritel. Nah, kita lihat penjualan ORI019 dan SR15, ini sudah memecahkan rekor hingga melebihi alokasi awal yang kita sediakan. Sehingga ini, membuat akhir tahun 2021 menjadi sedikit kuotanya,” pungkas Deni, dalam sesi tanya-jawab.
ADVERTISEMENT
Deni juga menyatakan bahwa momentum akhir tahun ini adalah kesempatan terakhir bagi para investor baru untuk meletakkan uangnya di ORI020.
“Sekali lagi, untuk calon investor, kalau kemarin SR015 bisa menjual sampai Rp 27 triliun, untuk ORI ini tidak akan sebesar itu. Maka dari itu, jangan tunggu-tunggu! Segera berinvestasi karena alokasi kuotanya sudah jauh lebih sedikit dibandingkan SBN ritel sebelumnya,” kata dia.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani didampingi Dirjen Pengelolaan dan Resiko, Luky Alfirman (kiri) memberikan keterangan pers terkait APBN Kinerja dan Fakta (Kita) Agustus 2019 di Kantor Kemenkeu. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Infrastruktur Digital e-SBN Diharapkan Pacu Semangat Milenial untuk Berinvestasi di ORI020
Dalam pemaparannya, Luky menyampaikan bahwa akses jual-beli investasi SBN ritel sudah menggunakan sistem online yang memudahkan investor untuk melakukan transaksi dan monitor perkembangan di mana saja, kapan saja.
“Dengan infrastruktur digital e-SBN, masyarakat bisa berinvestasi kapan saja, di mana saja,” tutur Luky.
ADVERTISEMENT
Ia juga menyebutkan bahwa target ORI020 adalah generasi milenial. Bukan tanpa sebab, Kemenkeu menemukan bahwa tren berinvestasi di generasi milenial kian meningkat di masa pandemi. Ditandai oleh investasi surat utang SBR10 yang ditawarkan pada bulan Juli lalu, investor generasi milenial mendominasi hingga 46,1 persen.
Luky berharap, investor pemula dan muda dapat menggunakan kesempatan ini sebagai peluang investasi yang aman, menguntungkan, dan praktis; sembari mendukung geliat ekonomi nasional.
“Pemerintah berhasil menarik generasi milenial yang menyukai kenyamanan, kepraktisan, dan kemudahan dalam berinvestasi. Dengan gadget di tangannya, generasi milenial bisa berkontribusi pada SBN ritel. Mari bersama-sama, kita bergerak bersama-sama dengan pasti dengan berinvestasi sambil membangun negeri bersama ORI020. Untuk Indonesia yang lebih baik,” tutup Luky.
ADVERTISEMENT