Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kemenkeu: Tol Trans Sumatera Hidupkan Ekonomi, Dulu Rawan Bajing Loncat
8 Desember 2023 20:00 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurutnya, akses transportasi yang terjangkau membuat mobilitas masyarakat bertambah, hingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
“Ekonominya demand muncul karena mudahnya transportasi maka tumbuh lah ekonomi masyarakat Lampung yang mengolah pisang dan menanam pisang. Kita bisa lihat berapa pertumbuhan regional akibat infrastruktur yang terbangun ini RPJM kita tujuannya itu,” kata Meirijal di kantor DJKN, Juanda, Jakarta pada Jumat (8/11).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Ekonomi Provinsi Lampung tumbuh 5,17 persen menguat dibanding tahun 2016 yang sebesar 5,15 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 38,43 persen, sementara Konstruksi serta Informasi dan Komunikasi tumbuh di kisaran angka 10 persen.
Setelah Tol Lintas Sumatra beroperasi pada tahun berikutnya, ekonomi Provinsi Lampung tumbuh 5,25 persen lebih tinggi dibanding capaian tahun 2017 sebesar 5,16 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 10,49 persen.
ADVERTISEMENT
Selain panganan dari pisang yang menjadi oleh-oleh khas Lampung, dampak dari pembangunan jalan tol ini juga membuat sektor pariwisata di Lampung terjamah oleh masyarakat dari luar Lampung.
“Musim liburan orang orang kaya Palembang itu, mereka industriawan semuanya, mereka kaya kaya untuk ngabisin uangnya liburan mereka ke Lampung, itu terasa volume transportasi Palembang-Lampung tinggi. Akibatnya demand oleh-oleh tinggi. Lampung sempat belum siap, waktu lebaran dan musim liburan abis itu pisang lampung. Itu dampaknya,” tambah Meirijal.
Mengaku berasal dari Sumatera, Meirijal menuturkan sulitnya mobilitas masyarakat Lampung yang hendak ke Palembang dan sebaliknya, kala tol belum dibangun. Selain membutuhkan waktu yang lama, faktor keamanan juga mempengaruhi sulitnya mobilitas masyarakat.
“Dulu waktu sebelum ada 10 atau 11 jam (perjalanan Lampung-Palembang) itu daerah rawan, itu dulu rawan banyak bajing loncat dan gak aman, lama lagi. Begitu ada tol sumatera lampung Palembang itu hanya 2-3 jam contoh yang sangat berasa dampaknya,” imbuh Meirijal.
ADVERTISEMENT
“Coba kita lihat apa saja infrastruktur yang dibutuhkan. Dasar untuk ekonomi, TIK, sangat diperlukan untuk kita yang ditargetkan pemerintah Indonesia untuk akselerasi pembangunan dalam RPJMN 2020-2024. Faktanya banyak infrastruktur yang masih perlu kita kembangkan untuk bangun infrastruktur itu pemerintah punya peran penting,” tutup Meirijal.