Kemenkeu Waspadai Konflik Global Ancam Ekonomi Indonesia

18 April 2024 13:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wamenkeu Suahasil Nazara (tengah) di acara Pameran dan Lelang Lukisan Kemenkeu di Gedung AA Maramis, Jakarta pada Sabtu (27/1/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wamenkeu Suahasil Nazara (tengah) di acara Pameran dan Lelang Lukisan Kemenkeu di Gedung AA Maramis, Jakarta pada Sabtu (27/1/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan Indonesia harus mengantisipasi situasi global yang terjadi saat ini, seperti inflasi di Amerika Serikat yang membuat The Fed kemungkinan belum akan memangkas suku bunga acuan mereka.
ADVERTISEMENT
"Karena itu akan terjadi situasi yang sepertinya suku bunga Amerika masih tinggi, modal di tingkat global masih akan mengalir ke Amerika Serikat. Artinya kita masih harus menjaga berbagai macam kondisi volatilitas yang terjadi di dunia," kata Suahasil dalam Rakor Pembangunan Pusat 2024, Kamis (18/4).
Pemerintah Indonesia juga menaruh perhatian pada kondisi di Eropa dan juga China, serta konflik di negara Timur Tengah antara Iran dan Israel.
"Dan ini tentu harus kita perhatikan karena belakangan ini juga terjadi konflik antara negara-negara di Timur Tengah, konflik Israel dan Iran. Kita perhatikan dengan sangat serius dan kita harapkan tidak terjadi eskalasi yang berlebihan, sehingga mengganggu perdagangan dunia, mengganggu sektor keuangan dunia," ujarnya.
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
Sebagai negara produsen minyak, konflik Iran-Israel diperkirakan akan membuat harga minyak dunia melejit. Dikhawatirkan harga minyak dunia bisa tembus USD 100 per barel.
ADVERTISEMENT
"Kita mengharapkan bahwa dengan turunnya eskalasi ini, maka tekanan terhadap harga komoditas atau harga komoditas idealnya khususnya harga minyak tidak meningkat. Tapi sudah mulai terlihat peningkatan-peningkatan harga komoditas di tingkat dunia," ujarnya.
Eskalasi dunia itu sempat membuat Rupiah melemah tembus di level Rp 16.236 per dolar AS. Namun hari ini, Kamis (18/4) Rupiah mulai kembali menguat di level Rp 16.174 per dolar AS.
"Kita juga memperhatikan dampaknya kepada kurs Rupiah utamanya terhadap dolar AS. Kita memperhatikan hari-hari ini dengan sangat saksama," kata dia.