Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Kemenko Marves: Pemerintah Prabowo Bakal Lanjutkan CCS/CCUS
15 Mei 2024 13:06 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves ) memastikan pengembangan program tempat penyimpanan karbon atau Carbon Capture and Storage (CCS) akan dilanjutkan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
ADVERTISEMENT
Saat ini pemerintah menggencarkan ide agar Indonesia menjadi pusat pengembangan CCS atau CCS Hub, seiring dengan besarnya potensi kapasitas penyimpanan karbon di reservoir maupun saline aquifer.
Deputi Bidang Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves, Jodi Mahardi, mengatakan lokasi Indonesia sangat strategis dan menyimpan kapasitas penangkapan karbon hingga 600 gigaton.
Keseriusan pemerintah atas program CCS ini, kata Jodi, juga termaktub dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 14 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Penangkapan dan Penyimpanan Karbon dan aturan turunannya yang sedang digodok.
"Menko Luhut dan saya sendiri, kami sudah melakukan serangkaian pertemuan untuk memastikan semua kementerian yang tepat sudah mendapatkan peraturan masing-masing, peraturan turunannya," katanya saat IPA Convex ke-48, Rabu (15/5)
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah populasi Indonesia, Jodi menyebut akan ada peningkatan permintaan terhadap CCS. Pemerintah akan menyiapkan sederet insentif dan kebijakan yang menarik untuk mendorong upaya dekarbonisasi ini.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Jodi mengakui banyak pertanyaan terkait kelanjutan program CCS maupun CCUS di pemerintahan selanjutnya. Dia memastikan, presiden terpilih Prabowo akan melanjutkan program tersebut.
Pasalnya, wakil presiden terpilih Gibran juga sempat menyinggung CCS saat debat cawapres pertama. Gibran saat itu meminta tanggapan Mahfud MD terkait regulasi CCS.
"Saya pikir, Anda semua tahu, bahwa pemerintahan berikutnya akan berkomitmen terhadap CCS. Itu sebenarnya salah satu topik yang dibahas dalam debat presiden oleh pemerintahan pemenang saat ini, yaitu pemerintahan terpilih," ungkap Jodi.
Jodi melanjutkan, karena diberkati dengan kapasitas penyimpanan penangkapan karbon dan berlokasi sangat strategis, Indonesia dipastikan akan terus mengimplementasi CCS di seluruh industri.
"Kita memerlukan industri untuk ikut ambil bagian dalam hal ini dan BUMN kita seperti Pertamina dan Pupuk Indonesia juga sedang berupaya untuk terlibat dalam rantai nilai CCS. Jadi ini adalah upaya nasional dan saya rasa seluruh pemangku kepentingan berkomitmen dan kami siap menjadi pionir CCS di wilayah ini," jelas Jodi.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Jodi mengatakan Indonesia juga akan memperkuat kerja sama regional untuk mengembangkan penyimpanan karbon lintas negara alias CCS cross border, mulai dari Singapura, Korea, dan Jepang.
Adapun Indonesia dan Singapura telah menandatangani Letter of Intent (LOI) untuk bekerja sama dalam kegiatan CCS cross border. Dalam LOI tersebut, Indonesia dan Singapura menegaskan pentingnya CCS sebagai metode dekarbonisasi, dan potensi CCS untuk mendukung kegiatan industri yang berkelanjutan dan menciptakan peluang ekonomi baru.
Sebuah kelompok kerja yang terdiri dari pejabat pemerintah Singapura dan Indonesia akan bekerja sama untuk perjanjian bilateral yang mengikat secara hukum untuk memungkinkan transportasi dan penyimpanan lintas batas karbon dioksida antara kedua negara.
Adapun CCS adalah kegiatan penangkapan, pengangkutan, dan penyimpanan karbon dioksida, untuk mencegah emisi karbon terlepas ke atmosfer. CCS adalah metode dekarbonisasi yang sesuai untuk industri sulit dikurangi emisinya seperti sektor energi, industri kimia, dan pembangkit listrik.
ADVERTISEMENT