Kemenko Marves: Pendapatan per Kapita RI Bisa USD 10.000 di 2030

1 Agustus 2023 19:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Asisten Deputi Pertambangan Kemenko Marves, Tubagus Nugraha, usai FGD BLU Batu Bara, Rabu (12/10/2022). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Asisten Deputi Pertambangan Kemenko Marves, Tubagus Nugraha, usai FGD BLU Batu Bara, Rabu (12/10/2022). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Asisten Deputi Pertambangan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), Tubagus Nugraha, mengatakan pendapatan per kapita Indonesia bisa tembus USD 10.000 di tahun 2030 melalui hilirisasi.
ADVERTISEMENT
Tubagus mengatakan, program hilirisasi yang dilakukan sebuah negara akan membuat negara tersebut mempunyai indeks kompleksitas produk yang dihasilkan.
"Semakin kompleks sebuah produk, akan semakin bagus PDB suatu negara. Sekarang indeks kompleksitas barang kita itu masih di bawah Vietnam dan Thailand," kata Tubagus saat menjadi pembicara di International Battery Summit di Grand Sahid, Jakarta, Selasa (1/8).
Tubagus mencontohkan apa yang sudah Indonesia lakukan di komoditas nikel yang kemudian diolah menjadi produk turunan lainnya, mulai dari nikel sulfat, mixed hydroxide precipitate (MHP), sampai prekursor, hingga baterai listrik untuk kendaraan listrik.
"Ketika sebuah negara semakin kompleks produknya maka ada peningkatan GDP per kapita. Kita harapkan semua yang sudah dilakukan hilirisasi bisa menciptakan pendapatan per kapita di atas USD 10 ribu pada tahun 2030," tegasnya.
ADVERTISEMENT

Luhut Minta Pemerintah Lanjutkan Hilirisasi

Untuk mencapai target pendapatan per kapita USD 10 ribu pada 2030 tentu diperlukan sinergi keberlanjutan program hilirisasi siapa pun rezim pemerintahnya.
Larangan ekspor bijih nikel sendiri diterapkan di era Presiden Jokowi. Untuk itulah Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan meminta siapa pun rezimnya, program hilirisasi harus dilanjutkan.
Untuk mendapat gambaran besar hilirisasi saat ini, Luhut mengaku butuh waktu 5 tahun, atau satu periode pemerintahan. Bila sistem diubah, maka butuh waktu lebih lama lagi, menggapai cita-cita Indonesia maju 2045 juga bisa lebih lama.
Presiden Joko Widodo (keempat kiri) menekan tombol saat groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) di Kawasan Industri Tanjung Enim, Sumatera Selatan, Senin (24/1/2022). Foto: Nova Wahyudi/Antara Foto
"Pengalaman saya, saya membutuhkan 5 tahun untuk mengerti keseluruhan ekosistem ini, untuk membangun ekosistem ini," kata Luhut, Selasa (25/7).
Luhut mengatakan pemerintah saat ini sudah pada jalur yang tepat untuk mencapai cita-cita Indonesia maju 2045. Dia tak setuju bila ada pihak yang menyuarakan perubahan-perubahan tanpa poin yang spesifik.
ADVERTISEMENT
"Jadi saya tidak setuju dengan mengatakan perubahan, apa poin perubahan itu. Siapa pun yang menjadi pemerintah berikutnya, harus melakukan ini," tegas Luhut.