news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kemenkop dan UKM: Fashion dan Kuliner Penyumbang Terbesar Ekonomi Kreatif

10 Oktober 2022 12:15 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah model meragakan busana di catwalk dalam parade roadshow Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024 di Auditorium Kementerian Perdagangan pada Selasa (23/8/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah model meragakan busana di catwalk dalam parade roadshow Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024 di Auditorium Kementerian Perdagangan pada Selasa (23/8/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop dan UKM), Siti Azizah, mencatat sektor ekonomi kreatif menjadi sumber dan kekuatan ekonomi baru.
ADVERTISEMENT
Hal ini terbukti dari sektor fesyen dan kuliner sebagai salah satu bagian dari 17 subsektor ekonomi kreatif Indonesia yang memberikan sumbangan positif terhadap pemulihan ekonomi nasional.
"Kalau kita lihat memang sektor fesyen dan kuliner merupakan salah satu bagian dari 17 subsektor ekonomi kreatif Indonesia yang secara positif walau dalam kondisi pandemi," ujar Siti dalam acara Arqam Accelerator: Fashion & Beauty Care Demo Day 2022 di Hotel JS Luwansa, Senin (10/10).
Azizah menjelaskan berdasarkan data dari State of The Global Islamic Economy Report pada tahun 2019, Indonesia menjadi runner up negara yang mengembangkan fesyen muslim terbaik. Padahal pada tahun sebelumnya Indonesia tidak masuk dalam 10 besar.
"Memang Indonesia sangat potensial di dunia fesyen," kata dia.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, konsumsi belanja Indonesia terhadap busana muslim mencapai USD 20 miliar atau setara Rp 279 triliun. Angka ini menjadi yang terbesar ketiga di antara negara anggota organisasi kerajaan Islam (OKI).
Menurut dia, selama masa pandemi COVID-19 banyak beredar lelucon mengenai banyak masyarakat selama di rumah lebih memperhatikan kondisi kulit mereka. Untuk itu, penjualan skincare mengalami peningkatan yang cukup drastis.
"Skincare penjualannya naik di masa pandemi, karena para ibu bapak juga menggunakan skincare untuk mempercantik dirinya daripada di rumah melihat kaca mungkin ada yang kurang bagus kulit," pungkas Siti.
Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) Siti Azizah dalam acara Arqam Accelerator: Fashion & Beauty Care Demo Day 2022 di Hotel JS Luwansa, Senin (10/10/2022). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, adanya adaptasi kebiasaan baru akibat pandemi COVID-19 telah menggeser pola belanja dari offline menjadi online. Ini terlihat dengan meningkatnya transaksi online produk kosmetik sebesar 80 persen.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS), pada triwulan I tahun 2020 menyebutkan kinerja industri kimia, farmasi dan obat tradisional (termasuk sektor kosmetik) mengalami pertumbuhan yang gemilang sebesar 5,59 persen.
Bahkan, di tengah tekanan dampak pandemi COVID-19, kelompok manufaktur ini mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap devisa melalui capaian nilai ekspornya yang menembus USD 317 juta atau sekitar Rp 4,44 triliun pada semester I-2020 atau naik 15,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
"Kalau kita lihat data ini kita optimis dunia fashion kecantikan Indonesia akan terus berkembang. Dengan 270 juta jiwa populasi Indo sudah cukup untuk mengembangkan bisnis penjualan di dalam negeri," ujarnya.