KemenkopUKM dan Sido Muncul Kembangkan Rantai Pasok Komoditas Bahan Baku Jamu

17 Desember 2022 7:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penandatanganan MoU oleh Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat; bersama Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKopUKM, Yulius; serta disaksikan langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki di Kantor Sido Muncul, Jumat (16/12). Foto: Sido Muncul
zoom-in-whitePerbesar
Penandatanganan MoU oleh Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat; bersama Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKopUKM, Yulius; serta disaksikan langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki di Kantor Sido Muncul, Jumat (16/12). Foto: Sido Muncul
Jamu herbal masih menjadi jadi salah satu obat andalan masyarakat di Indonesia. Bahkan pada salah satu event rangkaian G20, International Wellness Tourism Conference and Festival 2022, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) produk obat tradisional dan jamu menjadi komoditas utama yang memiliki peran dalam mengembangkan pariwisata kesehatan.
Apalagi semenjak pandemi COVID-19, permintaan akan produk obat tradisional mengalami peningkatan. Di sisi lain, pemerintah membutuhkan bantuan dari stakeholder untuk memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) obat tradisional.
Hal itulah yang melandasi kerja sama antara Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) dengan PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk. Sinergi ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) mengenai pemberdayaan UMKM dan koperasi melalui program pengembangan rantai pasok komoditas bahan baku jamu di PT Sido Muncul.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat; bersama Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKopUKM, Yulius; serta disaksikan langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki di Kantor Sido Muncul, Jumat (16/12).
Irwan Hidayat pun menyambut baik kerja sama ini. Ia mengungkapkan, sudah sejak lama Sido Muncul menggandeng petani untuk menyuplai bahan baku jamu. Hingga saat ini, Sido Muncul telah bermitra dengan 160 petani rintisan, 20 petani binaan, dan 11 kelompok tani mandiri.
“Jadi konsep kerja Sido Muncul, di hilir kami punya distributor yang dulu awalnya dari salesman kami. Kemudian pada tahun 2000 kami membeli bahan baku dari supplier, ternyata makin lama kebutuhannya semakin banyak. Kita harus berupaya mencari jalan, dan kita mulai membina kelompok-kelompok tani, yang pertama dari Tawangmangu,” ujar Irwan.
“Kita lihat perkembangan industri jamu itu luar biasa. Jadi permintaan rempah-rempah herbal banyak sekali, sehingga pada 2011 kami juga mendirikan pabrik ekstraksi rempah di Semarang,” lanjutnya.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, pun menyampaikan apresiasinya kepada Sido Muncul yang peduli dan aktif mendukung pengembangan UMKM Indonesia melalui program kemitraan. Menurutnya, kerja sama ini menjadi upaya untuk memperkuat posisi UMKM tanah air, terutama di sektor industri jamu.
“Saya mengucapkan terima kasih karena melalui kemitraan ini berarti perusahaan besar juga punya misi untuk mengajak supplier dan distributornya ikut tumbuh dan berkembang. Ini juga menjadi harapan pemerintah bahwa UMKM dapat terintegrasi dengan industri. Sido Muncul memiliki pengalaman bukan hanya penjualannya yang semakin naik hingga meraih banyak penghargaan, tapi juga memiliki kepedulian sosial dan lingkungan,” kata Teten.
Konferensi pers setelah penandatanganan MoU oleh Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat; bersama Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKopUKM, Yulius; serta disaksikan langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki di Kantor Sido Muncul, Jumat (16/12). Foto: Sido Muncul
Teten melanjutkan, kemitraan rantai pasok bagi pelaku usaha mikro dapat meningkatkan produktivitas, transfer teknologi dan pengetahuan, kepastian pasar dengan harga jual stabil, hingga adanya nilai tambah produk. Kerja sama ini juga selaras dengan UU Cipta Kerja yang mengajak pengusaha besar untuk bermitra dengan UMKM agar bisa “naik kelas” dan lebih mudah mendapatkan pembiayaan.
“Di UU Cipta Kerja, kemitraan antara usaha besar dan usaha kecil sudah kita desain. Nanti akan ada insentif pajak hingga pembiayaan koperasi melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Jadi kita ingin yang kecil-kecil seperti supplier Sido Muncul tidak bertani sendiri-sendiri, mereka harus mulai berorganisasi,” jelas Teten.

Pilot project kerja sama KemenkopUKM dan Sido Muncul

Deputi Bidang Usaha Mikro KemenkopUKM, Yulius, menjelaskan bahwa akan dilakukan pengembangan kemitraan bahan baku jamu di dua lokasi yaitu Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Bondowoso sebagai pilot project mulai 2023.
Di Kabupaten Pemalang akan dikembangkan komoditas jahe, kencur, kapulaga, dan sereh di atas lahan seluas 14 hektare, serta melibatkan sekitar 70 petani melalui kerja sama dengan Koperasi Nafi Berkah Jaya. Sedangkan di Kabupaten Bondowoso, akan dikembangkan komoditas jahe dan kunyit dengan lahan seluas 50-70 hektare yang melibatkan sekitar 100 orang petani di bawah naungan koperasi produsen Agro Farm Bondowoso.
“Kami berharap pilot project kemitraan rantai pasok bahan baku jamu di Kabupaten Pemalang dan Bondowoso dapat memberikan manfaat ekonomi bagi para petani dan koperasi, dan tentunya akan terus dilakukan pengembangan kemitraan sejenis di wilayah lain,” kata Yulius.
Penyerahan Purchase Order (PO) 4 ton simplisia kering jahe secara simbolis kepada perwakilan Tani Harapan Maju Jaya, anggota Koperasi Nafi Berkah Jaya, Sudir, dari Pemalang. Foto: Sido Muncul
Mengawali kerja sama ini, Irwan Hidayat pun melakukan penyerahan Purchase Order (PO) 4 ton simplisia kering jahe secara simbolis kepada perwakilan Tani Harapan Maju Jaya, anggota Koperasi Nafi Berkah Jaya, Sudir, dari Pemalang. Ia berharap Sido Muncul bersama KemenkopUKM dapat membantu petani agar hasil panennya jauh lebih baik.
“Kami ingin mereka lebih hemat dan konsepnya kami ingin membagikan mata rantai supaya keluar dari pabrik kami. Kami juga membina kelompok-kelompok tani dan nantinya kami berharap mereka akan semakin besar,” jelas Irwan.
“Dari pertemuan ini, nantinya kami harapkan mereka dibina untuk segera mendirikan koperasi, sehingga kami dapat berhubungan dengan lebih banyak koperasi. Kami membina secara terpadu, di samping berbisnis kami juga melakukan kerja sama hulu ke hilir, dan mengajarkan bagaimana menjaga lingkungan agar tidak rusak,” pungkasnya.
Melalui sinergi ini, Sido Muncul dan KemenkopUKM juga akan melakukan pembinaan dan pengembangan usaha mikro melalui pelatihan, bimbingan, pendampingan, serta dukungan terhadap fasilitas proses produksi pasca panen hingga distribusi pemasaran.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Sido Muncul