Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Kemenperin Buka Suara soal Harga Gas Murah Industri Naik Jadi USD 7 per MMBTU
30 Januari 2025 17:47 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin ) Febri Hendri Antoni Arif, merespons kenaikan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) menjadi USD 7 per MMBTU, dari sebelumnya USD 6 per MMBTU. Menurut dia, yang penting bagi industri ialah terkait pasokan dan stabilitas harga.
ADVERTISEMENT
"Tapi bagi industri yang penting itu stabilitas pasokannya dan stabilitas harga, jadi kalau naik harga sedikit sih tidak terlalu signifikan," ungkap Febri ketika konferensi persnya, di Jakarta, Kamis (30/1).
Namun, kata Febri, HGBT dalam rentang USD 6 sampai USD 6,5 per MMBTU dinilai masih cukup kompetitif bagi industri. "Tapi dengan naik USD 0,5 dan pasokannya lancar itu udah cukup buat industri," katanya.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) akan naik menjadi USD 7 per MMBTU, dari sebelumnya USD 6 per MMBTU.
"HGBT sudah tidak lagi USD 6 karena sekarang harga gas dunia lagi naik. Terus yang kedua untuk HGBT bahan bakunya dari gas itu harganya lebih rendah dari gas yang dipakai untuk energi," ungkap Bahlil kepada awak media, Rabu (22/1).
ADVERTISEMENT
Bahlil mengatakan, harga gas untuk industri yang menggunakan gas untuk energi akan lebih mahal daripada yang menggunakan gas untuk bahan baku.
"Gas yang kemungkinan besar untuk energi dalam rancangan kami kurang lebih sekitar USD 7 tetapi kalau untuk bahan bakunya di bawah itu, sekitar-sekitar itu USD 6,5," jelasnya.
Selain itu, lanjut dia, program HGBT untuk tahun ini akan dilanjutkan untuk subsektor industri yang sama seperti tahun lalu, yakni 7 subsektor.
Melalui program ini, pemerintah mematok harga gas dari hulu kepada tujuh industri lebih murah dari harga pasar. Tujuh industri tersebut yakni industri pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet.