Kemenperin Dorong Kemenkeu Bebaskan Pajak Mobil Baru untuk Genjot Penjualan

14 Oktober 2020 14:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pabrik Toyota Indonesia. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik Toyota Indonesia. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) masih terus mendorong Kementerian Keuangan (Kemenkeu) agar merealisasikan percepatan relaksasi terhadap pajak mobil baru. Keringanan yang diminta tersebut yakni berupa relaksasi atas Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil baru sebesar nol persen.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin, Taufiek Bawazier, mengungkapkan bahwa kementerian secara khusus telah bersurat pada Kemenkeu.
Langkah tersebut, menurutnya, mesti diambil secepatnya. Sebab, permintaan mobil terus menerus anjlok selama pandemi COVID-19.
"Jadi kita berupaya untuk mengungkit, kita usulkan bagaimana mengurangi pajak, pajak daerah. Mudah-mudahan Kementerian Keuangan tidak terlalu lama untuk mengeluarkan instrumen itu," ujar Taufiek dalam webinar yang diselenggarakan Bappenas, Rabu (14/10).
Pabrik Toyota Indonesia. Foto: Istimewa
"Kita minta itu sampai Desember saja diungkit, sementara ini yang menjadi bagian kita untuk melakukan recovery," sambungnya.
Ia meyakini, keringanan bagi industri otomotif itu juga akan berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi secara nasional. Sebab menurutnya, ada banyak sektor usaha yang beririsan atau bertumpu pada industri otomotif.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, untuk memastikan permintaan tersebut bisa direalisasikan, Kemenperin juga berkirim surat pada Kementerian Dalam Negeri. Termasuk juga pada Kementerian Perdagangan dalam hal permintaan relaksasi kebijakan ekspor dan impor.
"Kalau kita hidupkan otomotif, otomatis suppliernya, IKM, juga bergerak. Kita berkirim surat ke Kemenkeu, untuk daerah kita sudah berkirim ke Kemendagri. Ini mudah-mudahan mendapatkan respons yang baik, sehingga bisa menggerakkan sektor otomotif lebih baik lagi," ujarnya.
Presiden Direktur Toyota Manufacturing Indonesia, Warih Andang, juga menyatakan keinginan senada. Warih kemudian mengungkapkan bahwa setidaknya ada 530 gerbong usaha yang bersinggungan langsung dengan industri otomotif.
"Saya ingin menggarisbawahi, di belakang kita itu tier 1 ada lebih dari 130, tier 2 dan 3 lebih dari 400. Jadi gerbong kita banyak, ada 530 gerbong yang akan menghidupi kalau di Toyota saja 300 ribu karyawan," jelasnya.
ADVERTISEMENT