Kemenperin: Kebutuhan Gula Nasional Capai 9,38 Juta Ton hingga 2030

20 Januari 2022 13:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirjen Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika (kiri), serta Ketua AGRI, Benardi, memberi sambutan pada Munas, Jakarta, Kamis (20/1/2022). Foto: Ghinaa Rahmatika/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika (kiri), serta Ketua AGRI, Benardi, memberi sambutan pada Munas, Jakarta, Kamis (20/1/2022). Foto: Ghinaa Rahmatika/Kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memprediksikan kebutuhan gula nasional hingga 2030 sebesar 9,38 juta ton. Kebutuhan gula tersebut berdasarkan pertumbuhan penduduk serta industri makanan dan minuman setiap tahun.
ADVERTISEMENT
Plt Direktur Jenderal Agro Kemenperin Putu Juli Andika mengatakan, pihaknya akan memfasilitasi kekurangan gula 7,13 juta ton untuk memenuhi kebutuhan gula tersebut. Menurutnya, kondisi pandemi bukan berarti industri gula, khususnya gula rafinasi menurun.
"Malah naik, karena memang kebutuhan industri makanan dan minuman terhadap gula rafinasi terus naik dari tahun ke tahun," ujar Putu pada Munas Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) VIII, Jakarta, Kamis (20/1).
Putu menganggap, kontribusi positif dari industri gula rafinasi di Indonesia harus diapresiasi. Hal ini karena di saat industri lainnya pada saat pandemi mengalami penurunan, tidak berlaku untuk industri gula rafinasi.
Ketua Umum AGRI periode 2019-2021 Bernadi Dharmawan mengatakan, penurunan biaya masuk raw sugar dari Australia berdampak positif terhadap industri gula. Sehingga, pasokan gula di dalam negeri pun tercukupi.
ADVERTISEMENT
"Sistem kuota impor dilakukan dengan neraca komoditas," jelasnya. .
Dalam kesempatan tersebut, Benardi menyampaikan bahwa dalam masa kepengurusan AGRI tahun 2019-2021 menjadi masa kepengurusan yang cukup menantang. Sebab, tidak hanya bekerja dalam kerangka kerja biasa seperti pada periode-periode sebelumnya yang berfokus terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan pergulaan nasional secara umum dan gula rafinasi pada khususnya, namun juga harus menghadapi pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia tidak terkecuali Indonesia.
"Banyak penyesuaian di sana sini yang secara cepat harus segera dilakukan baik secara sistem maupun pelaksanaannya," jelasnya.
MUNAS AGRI VIII dilaksanakan dalam dua hari pada 20-21 Januari 2022. Di mana hari pertamanya diadakan FGD dengan mengundang beberapa nara sumber dari beberapa kelembagaan. Dan pada hari keduanya merupakan pelaksanaan pemilihan pengurus AGRI periode baru.
ADVERTISEMENT
Indra Suryaningrat selaku Sekretaris Jenderal AGRI pada periode ini berharap MUNAS AGRI VIII ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. “Kami percaya siapa pun yang terpilih menjadi Ketua dan Sekretaris Jenderal pada periode selanjutnya pastinya akan mengedepankan visi misi AGRI dan mengembangkan industri pergulaan rafinasi di Indonesia,” imbuhnya.
Masih di tempat yang sama, Ketua GAPMMI Adhi Lukman juga menyampaikan bahwa GAPMMI dan AGRI selama ini telah berkomunikasi dan berkoordinasi secara baik dan akan tetap menjaga sinergisitas yang telah terjalin selama ini sehingga masalah-masalah pergulaan di Indonesia dapat diminimalisasi.
Gloria Guida Manalu selaku Direktur Eksekutif AGRI, mengatakan bahwa MUNAS AGRI ini merupakan perhelatan dua tahun sekali dalam rangka pemilihan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal yang baru, namun pada hakikatnya siapa pun yang terpilih menjadi pengurus pada periode selanjutnya tetap harus melanjutkan keberhasilan dan cita-cita dari asosiasi ini.
ADVERTISEMENT
“Siapa pun yang terpilih nanti, Visi Misi AGRI merupakan landasan kuat dalam bekerja. Menjalin kerja sama yang erat dan menciptakan persaingan usaha yang sehat antar anggota serta meningkatkan mutu pelayanan dan penyediaan gula rafinasi menjadi cita-cita bersama sehingga semangat kebersamaan di antara pengurus, sekretariat dan anggota AGRI menjadi kata kunci dalam menggapai cita-cita AGRI sesuai dengan tema MUNAS kali ini," paparnya.