Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kemenperin Pertanyakan Lonjakan Tak Wajar Kontainer Tertahan di Tanjung Priok
7 Agustus 2024 17:27 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mempertanyakan tak wajarnya lonjakan jumlah kontainer yang tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dalam dua malam. Jumlah kontainer yang tertahan di Pelabuhan Tanjung melonjak dari 4.000 kontainer jadi 26.000 kontainer terhitung tanggal 16 Mei 2024 hingga 18 Mei 2024.
ADVERTISEMENT
Febri mengungkapkan, Direktur Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Askolani, menyebutkan lewat panggilan telepon bahwa kontainer yang tertahan di pelabuhan ada sekitar 4.000 kontainer.
Pada 18 Mei 2024, Menteri Koordinator Perekonomian dan Menteri Keuangan melakukan konferensi pers di Tanjung Priok dan menyatakan jumlah kontainer yang tertahan di pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Perak itu berjumlah 26.415 kontainer.
"Pertanyaannya, kenapa dalam dua malam tiba-tiba kontainer yang tertahan itu melonjak? Apakah, komentar kami, apakah Bandung Bondowoso itu melamar Roro Jonggrang dalam dua malam? Sehingga tiba-tiba ada sekitar 21.000 kontainer, tiba-tiba ada di dua pelabuhan itu atau tiga pelabuhan," kata Febri di Kantornya, (7/8).
Tak hanya itu, Febri meragukan perhitungan angka 26.415 tersebut, apakah memang benar-benar ada kontainernya.
ADVERTISEMENT
"Karena begini, di bagian lampiran surat Dirjen Bea Cukai tadi disebut, Dirjen Bea Cukai menyampaikan, menyajikan data kontainer itu dalam format 10 kelompok barang yang paling besar, paling banyak kontainernya," kata Febri.
Jika ditotal dari tiga kelompok barang 10 besar ini 12.994 kontainer. Apabila dibagi dengan 26.415 kontainer, persentasenya yaitu sebesar 49,2 persen.
"49,2 persen dari 26,415 kontainer tersebut atau 12.994 kontainer yang informasinya hilang dan tidak terjelaskan dengan baik dalam data lampiran yang memiliki format 10 besar tiap kelompok barang (bahan baku/penolong, barang konsumsi dan barang modal)," kata Febri.
"Sisanya belum dijelaskan. Kami, kemarin saya sendiri menyampaikan ada data yang disembunyikan, nah ini yang dimaksudnya ini ya," ujarnya.