Kemenperin Siapkan Insentif Impor Bahan Baku Industri Kimia Hulu

3 Mei 2024 13:53 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pabrik Foto: ANTARA FOTO/ Aji Styawan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pabrik Foto: ANTARA FOTO/ Aji Styawan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sedang menyiapkan insentif impor bahan baku industri yang berasal dari Timur Tengah karena adanya kemungkinan terganggu suplai bahan baku bagi industri dalam negeri, terutama pada sektor industri kimia hulu yang mengimpor sebagian besar bahan baku dari kawasan tersebut.
ADVERTISEMENT
Relaksasi impor bahan baku tertentu juga dibutuhkan untuk kemudahan memperoleh bahan baku, mengingat negara-negara lain juga berlomba mendapatkan supplier alternatif untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industrinya.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, saat ini rantai pasok industri petrokimia di Indonesia masih perlu diperkuat.
"Itu yang masih banyak bolong pohon industri itu di kimia hulu. Itu yang harus kita cari caranya termasuk bagaimana kita cari insentif agar sektor kimia hulu tumbuh lebih cepat mengejar industri kimia intermediate-nya," kata Agus saat ditemui di kantornya, Jumat (3/5).
Ilustrasi bongkar muat semen di pelabuhan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Indonesia memang masih lemah di industri kimia dasar. Contohnya, dari sektor industri farmasi sebesar 90 persen bahan bakunya didapatkan dari impor. Sementara untuk industri pupuk NPK, sebesar 21 persen bahan baku 21 persen.
ADVERTISEMENT
"Besaran insentif belum kita hitung, tapi harus ada insentifnya. Harus ada investor yang tertarik untuk masuk industri petrokemikal hulu, nanti kita hitung insentifnya," kata Agus.
Meski masih banyak lubang di dalam rantai pasok industri petrokimia, Menperin menegaskan secara umum industri manufaktur di Indonesia masih tumbuh dengan bagus.
"Tapi secara umum industri manufaktur tumbuh dengan baik, bergerak dengan baik, masih ada pohon-pohon industri yang harus kita isi, memang di industri hulunya, misal di petrokimia," ujarnya.