Kemenperin Targetkan Sektor Kimia, Farmasi, dan Tekstil Tumbuh 6,59% di 2025

17 Desember 2024 11:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan pekerja industri. Foto: Kemenperin
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan pekerja industri. Foto: Kemenperin
ADVERTISEMENT
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan industri Kimia Farmasi dan Tekstil (IKFT) bisa tumbuh 6,59 persen pada 2025.
ADVERTISEMENT
Dirjen IKFT Kemenperin, Reni Yanita, mengatakan target tersebut telah memperhitungkan Trajectory yang disampaikan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dengan industri pengolahan nonmigas diharapkan tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi, yaitu 7,29 persen sampai 8,84 persen tahun 2025 sampai 2029.
Trajectory ini memperhitungkan target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada lima tahun ke depan dengan sektor industri yang menjadi salah satu penopang utama industri nasional.
"Dengan besaran target tersebut, sektor Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil didorong untuk tumbuh dari 6,59 persen pada tahun 2025, 7,97 persen pada tahun 2027, dan 7,59 persen pada tahun 2029,” kata Reni dalam sambutannya di acara Outlook Sektor IKFT tahun 2025 di Yogyakarta, Selasa (17/12).
ADVERTISEMENT
Reni menjelaskan, nantinya Kemenperin akan mengejar target pertumbuhan tersebut dengan mengandalkan industri kimia, farmasi dan obat tradisional dengan pertumbuhannya 7,98 persen sampai dengan 9,33 persen.
Selain itu, Kemenperin juga akan mengandalkan sektor industri barang galian bukan logam dengan pertumbuhan 8,36 persen sampai dengan 8,74 persen.
Sektor IKFT pada kuartal III 2024 tumbuh sebesar 4,2 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, dan secara year on year (yoy) tumbuh 3,70 persen.
“Pertumbuhan ini didorong oleh industri tekstil dan pakaian jadi sebesar 7,43 persen, industri kulit barang dari kulit dan alas kaki sebesar 10,15 persen, industri karet barang dari karet dan plastik sebesar 3,46 persen,” imbuh Reni.
Petugas menata botol saat proses pembuatan obat di Laboratorium KBIC, Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (26/9/2024). Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
Dari sisi kontribusi, lanjut Reni, Sektor IKFT ditargetkan dari 3,62 persen di Tahun 2025 menjadi 3,86 persen di Tahun 2029.
ADVERTISEMENT
“Subsektor yang diharapkan menjadi pendorong kontribusi tersebut antara lain industri kimia, farmasi dan obat tradisional (dengan) kontribusi 1,44 persen sampai 1,62 persen (dengan) dan industri tekstil dan pakaian jadi (dengan) kontribusi 1,07 persen sampai dengan 1,09 persen,” kata Reni.
Kemudian kontribusi sektor IKFT terhadap perekonomian nasional pada pada kuartal III 2024 sebesar 3,86 persen. Rinciannya, industri kimia, farmasi dan obat tradisional dengan kontribusi 1,76 persen dan industri tekstil dan pakaian jadi dengan porsi sebesar 0,88 persen.
“Di sisi kinerja ekspor pada Bulan Januari dengan September 2024, sektor IKFT relatif stabil dibanding periode 2023 sebesar USD 34,0 Miliar. Impornya juga sedikit meningkat menjadi USD 34,8 Miliar,” jelas Reni.
Dari sisi investasi, pada periode Januari sampai dengan September 2024 IKFT mengantongi gelontoran modal sebesar Rp 116,53 triliun, dengan investasi terbesar pada industri bahan kimia, barang kimia sebesar Rp 51,3 triliun.
ADVERTISEMENT
"Sedangkan utilisasi sektor IKFT rata-rata pada September 2024 sebesar 62 persen," kata Reni.