Kemenperin: Total Investasi Industri Smelter Logam di RI Tembus USD 49 Miliar

21 September 2022 16:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Industri Logam Kementerian Perindustrian Liliek Widodo saat menghadiri pembukaan pameran International Metal Technology (IMT) Indonesia dan Fabrication Technology Indonesia (FTI) 2022 di Jakarta International Expo Kemayoran, Rabu (21/9). Foto: Akbar Maulana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Industri Logam Kementerian Perindustrian Liliek Widodo saat menghadiri pembukaan pameran International Metal Technology (IMT) Indonesia dan Fabrication Technology Indonesia (FTI) 2022 di Jakarta International Expo Kemayoran, Rabu (21/9). Foto: Akbar Maulana/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat total investasi industri smelter logam di Indonesia kini mencapai sekitar USD 49 miliar. Direktur Industri Logam Kementerian Perindustrian Liliek Widodo mengatakan capaian tersebut mengindikasikan industri pengolahan dan pemurnian mineral dalam negeri telah berkembang.
ADVERTISEMENT
"Di mana saat ini total investasi industri smelter logam bernilai sekitar USD 49 miliar, dan mampu menyerap hampir 200 ribu tenaga kerja," kata Liliek saat membuka pameran International Metal Technology (IMT) Indonesia dan Fabrication Technology Indonesia (FTI) 2022 di Jakarta International Expo Kemayoran, Rabu (21/9).
Liliek mengungkapkan keberhasilan program hilirisasi mineral berbasis sumber daya alam ini akan memberikan dampak yang lebih baik lagi apabila dapat dilanjutkan ke sektor industri antara dan industri hilir.
"Sebagai contoh, dengan berdirinya klaster industri berbasis nikel di Morowali dan di Halmahera yang lengkap dari hulu ke antara, yang sebetulnya sampai stainless, bisa memberikan sumbangan devisa yang cukup besar di mana tercatat ekspor produk antara berbasis stainless pada 2021 mencapai sekitar USD 10 miliar. Dan sampai dengan kuartal 2 tahun 2022 ini sudah mencapai USD 6 miliar," ujar Liliek.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Liliek menyoroti terselenggaranya pameran IMT dan FTI tahun ini yang merupakan momentum dan menjadi tolok ukur bahwa industri logam di Indonesia telah bangkit setelah pameran serupa tidak teselenggara selama dua tahun ke belakang.
"Di samping itu, kita berharap pameran ini dapat mendorong akselerasi kebijakan hilirisasi dan pengembangan sumber daya alam berbasis mineral dan batu bara di dalam negeri untuk memberi manfaat sebesar-besarnya kepada NKRI dan masyarakat," tutur Liliek.
Pameran IMT dan FTI merupakan pameran yang menampilkan tren inovatif dan pasar pengembangan industri pengolahan logam, pengecoran dan fabrikasi yang diselenggarakan oleh PT Pelita Promo Internusa (PPI). Pameran ini akan berlangsung tanggal 21-23 September 2022 di Jakarta International Expo Kemayoran.
ADVERTISEMENT
Direktur PT Pelita Promo Internusa, Rini Sumardi, mengatakan selain pameran, acara ini juga menyajikan konferensi teknologi dan inovasi logam, seminar dari asosiasi industri, akademisi global, pemerintah dan dari para ahli.
"Diharapkan pameran ini menjadi platform berharga yang menghadirkan solusi berkualitas dari para pemimpin industri internasional dan lokal, dan akan memberikan solusi bagi program pemerintah dan dapat memenuhi kebutuhan industri di dalam negeri yang terus meningkat di masa depan," terang Rini.