Kemenperin Ungkap Produksi 53,2 Juta Ton Semen RI Tak Terserap

4 Juni 2024 17:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Truk mengangkut tumpukan semen di atas di Pabrik Semen Gresik, Tuban, Jawa Timur, Kamis (2/8). Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim
zoom-in-whitePerbesar
Truk mengangkut tumpukan semen di atas di Pabrik Semen Gresik, Tuban, Jawa Timur, Kamis (2/8). Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam Kemenperin, Putu Nadi Astuti mengatakan negara-negara saat ini sedang mengalami oversupply produksi semen. Di Indonesia, dari produksi semen 2023 sebesar 120 juta metrik ton, 53,2 juta ton tidak terserap pembangunan di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
"Saat ini Indonesia ada 16 pabrik semen dengan kapasitas 120 juta metrik ton per tahun, ini kapasitas 2023. Kemudian kebutuhan semen nasional sekitar 66,8 juta ton di tahun 2023," kata Putu Nadi Astuti saat konferensi pers di kantor Kemenperin, Selasa (4/6).
Utilisasi semen dalam negeri stagnan di angka 57-65 persen dari total produksi nasional, dan trennya terus menurun dari 2018-2023. Pada 2023 utilisasi semen nasional hanya 58 persen.
Sejak 2021 pemerintah menerapkan moratorium pelarangan pembangunan pabrik semen di Indonesia di wilayah kecuali di Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara. Harapannya agar oversupply tidak makin lebar.
Putu mengatakan ada peningkatan produksi semen dari tahun 2018 ke 2023. Dia menduga ada pembangunan pabrik semen baru sebelum moratorium ditetapkan pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Sejak 2018 sampai 2023 ada penambahan kapasitas sebanyak 10 juta ton. Karena kapasitas ada peningkatan tentu utilisasi menurun," kata Putu.
Sebenarnya Indonesia juga bisa ekspor semennya yang oversupply ini, namun angkanya tidak signifikan. Semen yang diekspor ada dua jenis, yakni berupa semen dan berupa klinker atau semen setengah jadi.
Klinker dari Indonesia diekspor ke beberapa negara seperti Bangladesh, Australia, Taiwan, Filipina, dan Malaysia. Sedangkan semen diekspor ke negara seperti Timor Leste, Sri Langka, Filipina, Maldives, hingga Mauritius.
"Semen stabil ekspornya. Dari 2018 sampai 2023. Jadi antara 1,3 sampai 1,8 juta ton. Klinker mungkin cukup potensial untuk diekspor. Di tahun 2018 ekspor klinker 4,8 juta ton, di tahun 2023 9,7 juta ton. Bahkan sempat 10 juta ton di tahun 2021. Jadi ada kenaikan cukup signifikan sejak 2018," kata Putu.
ADVERTISEMENT
Putu menjelaskan untuk meningkatkan utilisasi semen dalam negeri semestinya bisa dilakukan dengan pemanfaatan semen untuk bahan barang dari semen, seperti mortar, ready mix, hingga semen fiber. Barang-barang ini biasanya Indonesia masih mendatangkan untuk impor. Karena bila mengandalkan ekspor, negara-negara lain juga mengalami masalah yang sama seperti Indonesia.
"Beberapa negara memang over kapasitas untuk semen ini. Termasuk Indonesia. Kalau dari sisi kualitas tidak ada masalah. Cuma untuk semen sudah diproduksi juga di berbagai negara, dan negara-negara itu juga mengalami over kapasitas," tegas Putu.