Kementan Musnahkan 1,5 Ton Benih Sawi Putih Berbakteri Asal Korsel

17 Juli 2020 13:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Sawi Putih Foto: Flickr/Robin
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sawi Putih Foto: Flickr/Robin
ADVERTISEMENT
Karantina Pertanian Surabaya Kementan melakukan pemusnahan 1,5 ton benih sawi putih asal Korea Selatan atau Korsel.
ADVERTISEMENT
Pemusnahan dilakukan karena benih sawi putih senilai Rp 1,2 miliar tersebut mengandung bakteri kategori golongan A1 atau belum ditemukan di Indonesia.
Berdasarkan hasil pengujian Laboratorium Karantina Pertanian Surabaya, bakteri yang ditemukan adalah Pseudomonas viridiflava kategori golongan A1 dan Pseudomonas chicorii golongan A2.
“Tindakan pemusnahan ini dilakukan, karena P viridiflava menurut statusnya belum ditemukan di Indonesia dan tidak bisa diberi perlakuan, sedangkan untuk P chicorii sudah ada di Indonesia serta memiliki inang yang luas. Hal ini merupakan ancaman serius bagi pertanian di Indonesia khususnya pertanaman hortikultura,” ungkap Kepala Karantina Pertanian Surabaya, Musyaffak Fauzi melalui keterangan tertulisnya, Jumat (17/7).
Selain itu, Musyaffak juga menyampaikan persyaratan pemasukan benih sawi putih ke Indonesia. Di samping harus dilengkapi dokumen yang dipersyaratkan seperti Surat Izin Pemasukan dari Menteri Pertanian, juga harus dilengkapi dengan Phytosanitary Certificate (PC) yang menjadi jaminan dari otoritas karantina negara asal bahwa komoditas tersebut bebas dari hama penyakit tumbuhan.
ADVERTISEMENT
"Sampai disini kami cek kembali, jika ada masih ditemukan hama penyakitnya dengan segera kami proses seperti saat ini," tegasnya.
Ilustrasi pertanian. Foto: Prima Gerhard/kumparan
Sejalan dengan meningkatnya arus lalu lintas komoditas pertanian baik hewan, tumbuhan dan produknya, unit pelaksana karantina pertanian yang berada 509 titik diseluruh tanah air melakukan peningkatan pengawasan baik untuk ekspor, impor dan antar area.
Kepala Barantan Kementan Ali Jamil menyebut, upaya ini untuk memastikan keamanan dan mengendalikan mutu pangan serta pakan asal produk pertanian.
"Tidak hanya secara jumlah ketersediaan pangan juga pakan asal produk pertanian ini cukup, namun juga harus sehat, aman dan layak untuk di konsumsi," katanya.
Untuk itu pihaknya melakukan penguatan sistem perkarantinaan meningkatkan kompetensi SDM, sarana dan prasarana laboratorium, kerjasama pengawasan dengan TNI, Polri serta instansi terkait. Dan juga tidak kalah pentingnya adalah mengajak serta masyarakat untuk berpartisipasi.
ADVERTISEMENT