Kementan: Populasi Sapi di RI Bertambah 1,13 Juta Ekor

13 April 2018 13:10 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peternakan sapi atau feedlot. (Foto: Arifin Asydhad/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peternakan sapi atau feedlot. (Foto: Arifin Asydhad/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian (Kementan) sejak 2016 lalu telah meluncurkan program Upaya Khusus Percepatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting (Upsus Siwab). Program ini untuk menambah populasi sapi dan kerbau potong agar kebutuhan dalam negeri terpenuhi,
ADVERTISEMENT
Menurut Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita, dalam program ini, pihaknya meningkatkan populasi sapi dan kerbau dengan Inseminasi Buatan (IB), dan Intensifikasi Kawin Alam (Inka).
“Bentuk fasilitasi program ini kepada peternak tidak dipungut biaya atau gratis agar populasi sapi dan kerbau meningkat,” katanya saat ditemui di Puri Denpasar Hotel, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (13/4).
Sejak Januari 2017 hingga Maret 2018, IB dan Inka telah diberikan kepada 5,2 juta ekor sapi. Dari jumlah itu, sebanyak 2,32 juta ekor sapi betina bunting. Namun dari 2,32 juta ekor sapi itu, hanya 1,13 juta ekor sapi yang melahirkan.
“Tingkat kelahiran 1,13 juta ekor sapi, atau setara Rp 7,9 triliun. Asumsinya harga 1 pedet (anak sapi) sekitar Rp 7 juta per ekor,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ketut Diamita mengatakan, program Upsus Siwab yang telah dijalankan dapat disebut sukses. Sebab dengan anggaran program sebesar Rp 1,1 triliun dapat menghasilkan manfaat program sebesar Rp 7,9 triliun dari anak sapi yang lahir.
“Dengan Upsus Siwab, saya meyakini Indonesia di tahun 2026 akan mampu melakukan ekspor ternak sapi ke berbagai negara lain. Diharapkan di 2026, kita sudah swasembada daging sapi,” ujarnya.