Kementan Sebut Wabah PMK Tak Berdampak ke Daging Sapi: Kita Akan Surplus!

8 September 2022 14:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang daging sapi bertransaksi dengan pembeli di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (17/5/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang daging sapi bertransaksi dengan pembeli di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (17/5/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian (Kementan) menghitung produksi daging sapi dalam negeri masih mencukupi, bahkan hingga akhir tahun 2022 diperkirakan surplus. Meskipun Indonesia saat ini dilanda penyakit mulut dan kuku (PMK).
ADVERTISEMENT
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Nasrullah, mengatakan bahwa surplus jumlah daging sapi tersebut termasuk di dalamnya adalah hasil impor.
"Kita akan surplus, ini ada produksi lokal ada bakalan impor, ada yang berbentuk daging. Itu sudah ada dalam neraca komoditas. Insyaallah neraca kita Desember itu 58.000 itu aman. Surplus," kata Nasrullah saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (8/9).
Dari prognosa ketersediaan dan kebutuhan daging sapi/kerbau Kementan, hingga Desember 2022 produksi daging sapi akan surplus sebanyak 58.886 ton. Di mana jumlah kebutuhan mencapai 711.885 ton, sedangkan total ketersediaan mencapai 770.771 ton.
Irjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Nasrullah di KPPU, Kamis (9/6). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
Dari ketersediaan tersebut, sebanyak 437.317 ton adalah produksi daging sapi/kerbau dalam negeri, kemudian 60.641 ton adalah dari pemotongan sapi/kerbau bakalan impor, dan sebanyak 210.328 ton adalah dari impor daging sapi/kerbau.
ADVERTISEMENT
Nasrullah mengatakan bahwa adanya kematian ternak imbas PMK tidak terlalu berpengaruh signifikan. Menurutnya, kematian tersebut hanya 1 persen saja.
Adapun dari ari data siaga PMK Kementan hingga 8 September 2022 pukul 12.06 WIB, dari total 519.704 ekor ternak yang sakit, 7.948 ekor dilaporkan mati.
"Di September ini kita masih surplus 59.000 karena produksi dalam negeri kita juga tidak terpengaruh, karena kematian akibat PMK hanya 1 persen dari yang terkena kasus. Kalau bicara secara nasional kita itu nol koma sekian persen saja, jadi tidak signifikan pengaruhnya terhadap produksi daging nasional," pungkas Nasrullah.